Dinas Pertanian dan Perikanan (Disperta) Kabupaten Madiun, Jawa Timur, mengingatkan petani akan potensi kekeringan yang mungkin terjadi di wilayah setempat sebagai dampak dari fenomena El Nino sehingga perlu melakukan sejumlah langkah antisipasi.

Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Disperta Kabupaten Madiun Supriyadi mengatakan, tidak ada lahan pertanian di Kabupaten Madiun yang mengalami kekeringan parah selama musim kemarau berlangsung. Namun demikian, pihaknya meminta petani tetap waspada untuk menghindari kerugian.

"Kekeringan lahan pertanian tercatat terakhir terjadi pada tahun 2018 dan 2019 di Kecamatan Wonoasri dan Dagangan. Namun juga tidak ekstrem," ujarnya di Madiun, Kamis.

Untuk mengantisipasi potensi kekeringan yang terjadi di 2023, Supriyadi meminta petani setempat melakukan percepatan tanam dengan alat dan mesin pertanian (alsintan).

Selain itu, juga menggunakan pupuk organik untuk menjaga ekosistem tanah dan lingkungan. Kemudian, memanfaatkan sumber-sumber air seperti sumur dan waduk secara maksimal.

"Petani juga sebaiknya ikut program AUTP (asuransi usaha tani pertanian). Jadi, jika mengalami gagal panen bisa diklaim," kata dia.

Supriyadi juga menyarankan para petani mengubah pola tanam. Jika biasanya tiga kali musim tanam selalu padi, kini bisa diselingi dengan palawija saat musim kemarau.

Ia menilai meski ada peralihan pola tanam, hal itu dipastikan tidak mempengaruhi total hasil produksi padi di Kabupaten Madiun yang rata-rata per tahun mencapai 500.000 ton lebih dengan luas area tanam 90.000 hektare.

Pewarta: Louis Rika Stevani

Editor : Abdul Hakim


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023