Bojonegoro - Dana penanganan penyandang cacat di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur (Jatim), tergolong minim, besarnya tidak lebih Rp50 juta selama setahun. "Besarnya tidak lebih Rp50 juta setiap tahunnya, sebab usulan dana selalu dikepras," kata Kepala Bidang Bimbingan Rehabilitasi dan Kesejahteraan Sosial Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Sosial (Disnakertransos) Bojonegoro, Dwi Harningsih, Rabu. Dwi didampingi stafnya, Sri Handayani mencontohkan, usulan untuk menangani 1.000 orang penyandang cacat, hanya disetujui 800 orang, maka harus menyesuaikan dengan dana yang tersedia. Meski demikian, lanjutnya, penanganan penyandang cacat di wilayahnya selama ini tetap dilakukan secara bertahap. Teknisnya, dengan mengirimkan pencandang cacat usia produktif 18-35 tahun mengikuti berbagai pelatihan dan pendidikan baik di Bojonegoro maupun di kota lain. Di Bojonegoro, katanya, penyandang cacat bisa mengikuti pelatihan menjahit di Loka Bina Karya Terate milik Disnakertransos, selama satu bulan. Bagi penyandang cacat lulus mengikuti program ini, mendapatkan bantuan peralatan menjahit. "Di Bojonegoro, hanya ada satu lokasi pelatihan penyandang cacat yaitu pelatihan menjahit saja," katanya. Lainnya, menurut dia, para penyandang cacat mulai tuna netra, tuna runggu, cacat tubuh, juga cacat lainnya, bisa mengikuti pelatihan di berbagai kota. Diantaranya di Unit Pelaksana Teknis (UPT) Rehabilitasi Sosial Cacat Netra di Malang dan UPT Rehabilitasi Sosial Cacat Tubuh di Bangil, Pasuruan. Termasuk mengikuti pendidikan di Balai Besar Rehabilitasi Bina Daksa Dr. Soeharso, Surakarta, Jateng, yang waktunya bisa berlangsung selama tiga tahun. Diantara program yang sudah berjalan, terutama penyandang cacat tuna netra mendapatkan pelatihan pijat. "Sudah banyak penyandang cacat di Bojonegoro lulus, kemudian bekerja secara mandiri," katanya dengan nada bangga. Ia mengakui, pengiriman penyandang cacat ke berbagai lokasi panti pelatihan tersebut tidak mudah, contohbya pada Mei lalu 76 penyandang cacat di Kecamatan Dander dikumpulkan dan ditawari mengikuti pelatihan keterampilan. "Hanya enam penyandang cacat yang bersedia berangkat, sedangkan lainnya dengan berbagai alasan menolak, " katanya. Data di Kantor Disnakertransos, di Bojongoro penyandang cacat tubuh 4.171 orang, tuna netra 494 orang, bisu tuli 275 orang dan cacat mental 549 orang. "Jumlah penyandang cacat tersebut untuk semua usia," kata Dwi menjelaskan.

Pewarta:

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011