Lumajang - Paguyuban Kuda Kencak Lumajang melestarikan kesenian tradisional dengan menggelar kirab dan atraksi jaran (kuda) kencak di sekitar Ranu Lamongan, Desa Tegalrandu, Kecamatan Klakah, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Selasa.
Atraksi jaran kencak tersebut dipadati ratusan penonton, baik wisatawan domestik maupun mancanegara yang ingin melihat lebih dekat tentang kesenian tradisional khas Lumajang tersebut.
"Jaran kencak sebagai kesenian tradisional asli Lumajang tidak banyak diketahui oleh masyarakat seperti kesenian Reog dari Ponorogo, dan Tari Kecak dari Bali," kata penasehat Paguyuban Kuda Kencak Lumajang A'ak Abdullah Al-Kudus.
Untuk itu, lanjut dia, Paguyuban Kuda Kencak Lumajang berusaha mengangkat kesenian kuda kencak sebagai kesenian warisan budaya masyarakat Lumajang ke tingkat nasional dan internasional.
"Kami membangun kerja sama dengan Kantor Pariwisata, Seni dan Budaya Lumajang untuk mempromosikan kesenian kuda kencak dan penerbitan Nomor Induk Organisasi Kesenian (NIOK), serta menetapkan kesenian kuda kencak sebagai kesenian khas Lumajang," paparnya.
Menurut dia, puluhan ekor kuda yang diiringi gamelan tersebut melakukan atraksi seperti menari di atas dua kaki, duduk dan berputar-putar di atas tanah layaknya penari, dan kuda menari bersama monyet.
"Banyak atraksi kuda kencak yang menghibur ratusan penonton, sehingga kesenian tradisional itu semakin dikenal oleh masyarakat luas," katanya.
Selain diiringi gamelan, kata dia, kuda-kuda tersebut juga diiringi oleh permainan Can-Macanan Kadduk (sejenis barongsai namun kesenian khas Lumajang), dan ada juga yang diiringi oleh penari ular.
"Saya berharap atraksi jaran kencak itu bisa menarik wisatawan domestik dan mancanegara untuk datang ke Lumajang," katanya menambahkan.
A'ak berharap semua pihak termasuk Pemkab Lumajang juga berperan serta untuk membina sejumlah kesenian tradisional khas Lumajang, agar kesenian warisan nenek moyang tersebut tetap terpelihara dengan baik dan tidak punah.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011
Editor : Endang Sukarelawati
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011