Pemerintah Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur terus mengampanyekan minum tablet tambah darah (TTD) secara serentak agar remaja putri dapat terhindar dari anemia dan menghindari generasi stunting.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023
Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati di Mojokerto, Jumat, mengatakan kampanye kali ini dilakukan di MAN 1 Mojosari yang dikemas dalam agenda Jumat CERIA (Cantik, Enerjik, Rajin, Inovatif, dan Aktif).
"Pelaksanaan minum TTD secara serentak merupakan program dari pemerintah melalui Kementerian Kesehatan yang wajib dilakukan di seluruh Indonesia. Karena saat ini bangsa Indonesia telah menghadapi masalah yang besar yaitu terkait dengan ancaman terhadap kualitas sumber daya manusia yang disebut dengan stunting," katanya.
Ia mengatakan, stunting ini adalah kondisi gagal tumbuh pada balita karena pada saat ibunya hamil, ibunya mengalami kurang darah atau anemia.
"Kurang darah atau anemia pada ibu hamil dikarenakan sejak ibu hamil ini yang masih menjadi calon ibu sudah mengalami anemia kronis," tuturnya.
Ia mengatakan, kekurangan darah atau anemia kronis pada siswi dapat disebabkan dari menstruasi setiap bulan yang dialami oleh wanita.
Maka dari itu, dirinya mengimbau kepada seluruh siswi untuk mengonsumsi makanan yang mengandung zat besi, karena zat besi menjadi salah satu faktor utama dalam memproduksi sel darah merah pada tubuh. Perlu diketahui bahwa kebutuhan zat besi pada tubuh rata-rata sebesar 15 miligram setiap harinya.
Makanan yang mengandung zat besi, lanjut dia, yaitu bayam, daun ketela, kacang-kacangan, jeroan atau lebih tepatnya hati.
"Jadi makanan yang paling tinggi kandungan zat besinya yaitu kacang-kacangan, hati, bisa hati ayam, hati kambing, hati sapi, kemudian kuning telur. Karena faktanya 30 persen atau sepertiga remaja putri di Indonesia mengalami kondisi yang namanya anemia atau kekurangan darah," ujarnya.
"Jadi makanan yang paling tinggi kandungan zat besinya yaitu kacang-kacangan, hati, bisa hati ayam, hati kambing, hati sapi, kemudian kuning telur. Karena faktanya 30 persen atau sepertiga remaja putri di Indonesia mengalami kondisi yang namanya anemia atau kekurangan darah," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023