Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini potensi ketinggian gelombang laut di Selat Bali mencapai hingga 3,5 meter yang diperkirakan terjadi pada 14-16 Juni 2023.
“Angin umumnya bertiup dari arah timur-tenggara dengan kecepatan hingga 40 kilometer per jam (21,5 knot),” kata Kepala BMKG Wilayah III Denpasar Cahyo Nugroho di Denpasar, Bali, Rabu.
Ia meminta masyarakat, pelaku wisata bahari, dan nelayan, untuk mengantisipasi potensi ketinggian gelombang laut itu.
Selat Bali merupakan kawasan strategis penyeberangan Bali-Jawa yang menghubungkan Pelabuhan Gilimanuk di Kabupaten Jembrana dengan Pelabuhan Ketapang di Kabupaten Banyuwangi.
Selain di Selat Bali, Selat Lombok juga diperkirakan memiliki ketinggian gelombang laut hingga 3,5 meter sehingga perlu diwaspadai pelaku wisata bahari, nelayan, dan operator kapal.
BMKG menyebutkan potensi gelombang laut tinggi, salah satunya disebabkan gerakan angin yang konstan bertiup dari daratan Australia menuju Asia. Apalagi memasuki musim kemarau di Bali yang puncaknya diperkirakan Juli-Agustus 2023, pergerakan angin umumnya dari timur atau Australia.
BMKG menyebutkan kondisi angin dan gelombang laut yang berisiko tinggi terhadap keselamatan berlayar, yakni perahu nelayan apabila kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1,25 meter.
Kapal tongkang apabila kecepatan angin lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1,5 meter dan kapal feri apabila kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2,5 meter.
Sementara itu cuaca umum di Bali diperkirakan cerah berawan namun ada potensi hujan ringan tidak merata di Bali Utara, Timur, dan Tengah.
Kondisi itu disebabkan kuadran empat atau maritime continent yang berkontribusi terhadap proses pembentukan awan hujan dengan suhu muka laut berkisar 26-30 derajat Celsius.
Selain itu massa udara basah terkonsentrasi di lapisan permukaan hingga lapisan 700 milibar atau 3.000 meter.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023