Pemerintah Kabupaten Mojokerto terus berupaya menekan stunting salah satunya lewat program Selasa Sehat Turunkan Stunting, Angka Kematian Bayi (AKB), dan Angka Kematian Ibu (AKI) atau "Sehati.
 
Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati di Mojokerto, Selasa, mengatakan program tersebut dilakukan agar kedepannya Kabupaten Mojokerto memiliki sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas.
 
"Pelaksanaan program 'Sehati' yang diinisiasi oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto itu, diikuti calon pengantin, ibu hamil, ibu balita, dan para lansia," katanya di sela kegiatan di Balai Desa Mojokumpul, Kecamatan Kemlagi.
 
Pihaknya telah berkeliling ke SMP dan SMA untuk menggalakkan minum tablet tambah darah (TTD) secara serentak sebagai upaya untuk mencegah lahirnya bayi stunting yang disebabkan oleh remaja putri yang sebagai calon ibu mengalami kurang darah atau anemia.
 
"Perempuan tidak boleh kurang darah karena setiap bulan mengalami menstruasi, jadi makanan yang dimakan harus cukup gizi untuk dapat menggantikannya, maka bagi yang memiliki remaja putri atau cucu remaja putri yang kedepannya akan menjadi calon istri jangan sampai kekurangan darah, karena itu penting," ujarnya.
 
Kepada ibu hamil, Ikfina juga berpesan untuk memenuhi gizi dari calon bayi, maka para ibu hamil harus memiliki lingkar lengan minimal 23,5 centimeter. Karena hal tersebut, merupakan salah satu indikator ibu tidak kekurangan gizi.
 
"Kalau ibunya kurang gizi, jadi anaknya dikasih gizi dari mana? Karena di dalam kandungan anaknya tidak boleh kurang gizi. Jadi saling mengingatkan, karena indikator seorang ibu tidak kurang gizi itu memiliki lengan tidak kurang dari 23,5 centimeter," ujarnya.
 
Selain itu, kata dia, untuk mewujudkan generasi penerus yang cerdas dan pintar, para orang tua dapat mencukupi gizi anaknya mulai dari di dalam kandungan hingga usia 6 tahun.
 
"Pertumbuhan otak anak-anak kita ini berjalan mulai dari dalam kandungan sampai usia 6 tahun, kalau kita ingin anaknya pintar, maka bahannya untuk pintar yakni otaknya harus bagus dan maksimal. Hal itu akan terjadi kalau gizi cukup sampai usia 6 tahun yang ditandai dengan setiap bulan berat badannya naik sesuai dengan grafik," tuturnya.

Bupati itu mengimbau, pada saat ini dengan adanya perkembangan teknologi informasi, para orang tua dapat menjaga anak-anak remaja agar terhindar dari pernikahan usia dini. Karena hal tersebut pasangan remaja dapat berisiko melahirkan bayi stunting.
 
"Maka saya minta tolong agar anak-anak SMP dan SMA jangan pacaran, dan kalau sudah pacaran jangan berlebihan, jadi kita harus awasi," ucap dia.

Pewarta: Indra Setiawan

Editor : Fiqih Arfani


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023