Pengamat politik dari Universitas Trunojoyo Madura Surokim Abdussalam menilai Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memiliki tiga aspek potensial sehingga namanya selalu digadang-gadang masuk dalam bursa Calon Wakil Presiden Republik Indonesia.
"Pertama beliau mewakili gender perempuan, jarang-jarang ada tokoh perempuan yang sesukses beliau di negeri ini. Jadi kalau dari gender perempuan beliau menjadi pilihan prioritas," kata Surokim kepada ANTARA di Surabaya, Rabu.
Faktor kedua, yakni Khofifah merupakan Gubernur Jawa Timur yang dinilainya sebagai salah satu wilayah utama pada peta perpolitikan Tanah Air.
Surokim yang juga Peneliti Senior Surabaya Survey Center (SSC) menyebut selama memimpin Jawa Timur, Khofifah memiliki nilai kepuasan di atas rata-rata.
"Di atas 70 persen. Dilihat dari faktor, pasti masuk kategori kepala daerah yang berhasil, beliau kepala daerah cukup banyak mendapatkan penghargaan berbagai sektor," ucapnya.
Khofifah juga memegang jabatan sebagai Ketua Umum PP Muslimat Nahdlatul Ulama sehingga memunculkan kewajaran dilirik untuk Pilpres 2024.
Sementara itu, nama Khofifah dikaitkan dengan nama bakal Calon Presiden Anies Rasyid Baswedan maupun Prabowo Subianto.
"Bu Khofifah wajar jika masuk menjadi kandidat yang diunggulkan menjadi calon wakil presiden, karena dari sisi kebutuhan penyumbang suara menjanjikan, potensial juga," ujar Wakil Rektor III Universitas Trunojoyo Madura tersebut.
Kemudian faktor ketiga, Khofifah memiliki banyak pengalaman dalam bidang birokrasi, sebab dia pernah menduduki jabatan Menteri Sosial (Mensos) dan DPR RI, sebelum akhirnya terpilih sebagai Gubernur Jawa Timur periode 2019-2024 bersama Wakil Gubernur Emil Elestianto Dardak.
Lantaran "kenyang pengalaman", Surokim memprediksi tak hanya Anies Baswedan dan Prabowo Subianto saja yang melirik Khofifah untuk menduduki kursi wakil presiden, namun bakal calon lainnya akan melakukan hal serupa.
Ketiga faktor tersebut dianggapnya sebagai paket lengkap dan menguntungkan.
"Jadi saya katakan Khofifah layak mendampingi siapa saja, semua capres. Hanya sedikit perempuan yang punya kesempatan menjadi seperti beliau," kata dia.
Selain itu, Khofifah memiliki potensi meraup lebih banyak suara pemilih milenial karena cenderung mencari hal berbeda.
Kendati demikian, Surokim mengatakan Khofifah kini dihadapkan pada dua pilihan, yakni menerima pinangan sebagai bakal calon wakil presiden untuk Pilpres 2024 atau melanjutkan tampuk kepemimpinan sebagai Gubernur Jawa Timur.
"Prediksi saya beliau akan mengambil Pilkada Jatim edisi kedua daripada ke tingkat nasional, beliau juga masih satu periode," ucap Surokim.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023
"Pertama beliau mewakili gender perempuan, jarang-jarang ada tokoh perempuan yang sesukses beliau di negeri ini. Jadi kalau dari gender perempuan beliau menjadi pilihan prioritas," kata Surokim kepada ANTARA di Surabaya, Rabu.
Faktor kedua, yakni Khofifah merupakan Gubernur Jawa Timur yang dinilainya sebagai salah satu wilayah utama pada peta perpolitikan Tanah Air.
Surokim yang juga Peneliti Senior Surabaya Survey Center (SSC) menyebut selama memimpin Jawa Timur, Khofifah memiliki nilai kepuasan di atas rata-rata.
"Di atas 70 persen. Dilihat dari faktor, pasti masuk kategori kepala daerah yang berhasil, beliau kepala daerah cukup banyak mendapatkan penghargaan berbagai sektor," ucapnya.
Khofifah juga memegang jabatan sebagai Ketua Umum PP Muslimat Nahdlatul Ulama sehingga memunculkan kewajaran dilirik untuk Pilpres 2024.
Sementara itu, nama Khofifah dikaitkan dengan nama bakal Calon Presiden Anies Rasyid Baswedan maupun Prabowo Subianto.
"Bu Khofifah wajar jika masuk menjadi kandidat yang diunggulkan menjadi calon wakil presiden, karena dari sisi kebutuhan penyumbang suara menjanjikan, potensial juga," ujar Wakil Rektor III Universitas Trunojoyo Madura tersebut.
Kemudian faktor ketiga, Khofifah memiliki banyak pengalaman dalam bidang birokrasi, sebab dia pernah menduduki jabatan Menteri Sosial (Mensos) dan DPR RI, sebelum akhirnya terpilih sebagai Gubernur Jawa Timur periode 2019-2024 bersama Wakil Gubernur Emil Elestianto Dardak.
Lantaran "kenyang pengalaman", Surokim memprediksi tak hanya Anies Baswedan dan Prabowo Subianto saja yang melirik Khofifah untuk menduduki kursi wakil presiden, namun bakal calon lainnya akan melakukan hal serupa.
Ketiga faktor tersebut dianggapnya sebagai paket lengkap dan menguntungkan.
"Jadi saya katakan Khofifah layak mendampingi siapa saja, semua capres. Hanya sedikit perempuan yang punya kesempatan menjadi seperti beliau," kata dia.
Selain itu, Khofifah memiliki potensi meraup lebih banyak suara pemilih milenial karena cenderung mencari hal berbeda.
Kendati demikian, Surokim mengatakan Khofifah kini dihadapkan pada dua pilihan, yakni menerima pinangan sebagai bakal calon wakil presiden untuk Pilpres 2024 atau melanjutkan tampuk kepemimpinan sebagai Gubernur Jawa Timur.
"Prediksi saya beliau akan mengambil Pilkada Jatim edisi kedua daripada ke tingkat nasional, beliau juga masih satu periode," ucap Surokim.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023