Malang - Sejak "H-7" (23/8) Lebaran harga bunga sedap malam di pasar bunga di wilayah Kota Malang, Jawa Timur, naik 400 persen lebih dibanding hari biasa. Salah seorang penjual bunga di kawasan Pasar Bunga Splendid Malang Sri Anjarsari, Minggu mengaku, sejak beberapa hari lalu harga bunga sedap malam sudah mengalami kenaikan, bahkan harganya lebih tinggi daripada musim Lebaran 2010. "Kulakannya dari Bangil, Pasuruan saja sudah tinggi. Memang petani sengaja menunda panennya (pemotongannya) untuk Lebaran, sehingga petani bisa menaikkan harganya berkali lipat," ujarnya. Pada hari-hari biasa harga bunga sedap malam rata-rata hanya Rp5 ribu-Rp6 ribu per ikat (isi 10 batang) dan mulai "H-7" Lebaran naik menjadi Rp25 ribu per ikat. Sedangkan Lebaran tahun lalu harga paling tinggi hanya Rp20 ribu per ikat. Selain harga kulakan dari sentra produksi sudah tinggi, kata Sri, stoknya juga sangat terbatas, bahkan di Pasar Bunga Splendid hanya ada dua penjual yang menyediakan (dipasok dari petani). Itupun hanya sedikit. Akibatnya, harga jual tinggi karena pasokan terbatas dan pembeli jauh lebih banyak."Hari ini harganya Rp25 ribu per ikat, bisa jadi besok (Senin, 29/8) lebih tinggi lagi, itupun kalau ada (dikirim)," tegasnya. Sementara di pasar-pasar tradisional harganya sedikit lebih murah dibanding di pasar bunga. Namun, kondisi batang bunganya kecil-kecil dan pendek. "Yang dikirim ke pasar tradisional ini biasanya yang sortiran, makanya harganya sedikit lebih murah. Satu ikatnya seharga Rp17.500 sampai Rp20 ribu," ucap penjual bunga di Pasar Dinoyo, Nanik. Sedangkan untuk bunga segar jenis lain seperti mawar, krisan, anthorium lokal masih stabil belum ada kenaikan berarti. Untuk bunga mawar seharga Rp1.000/tangkai, krisan Rp15.000/ikat isi 10 tangkai dan anthorium lokal seharga Rp10 ribu/ikat. Karena pada musim Lebaran bunga sedap malam yang paling diburu warga maka harganya naik beberapa kali lipat dan masyarakat cenderung tetap membeli, meski harganya naik hingga 4-5 kali lipat.

Pewarta:

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011