Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Jember (Unej) menggelar kirab seni dan budaya dalam rangka memperingati Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) di kampus setempat pada Kamis.
"Dalam perayaan Harkitnas, kami ingin menghadirkan miniatur Indonesia di hadapan mahasiswa. Kirab adat dan pergelaran seni budaya itu diikuti oleh dosen, karyawan, dan mahasiswa FISIP," kata Dekan FISIP Djoko Poernomo di Jember, Jawa Timur.
Menurutnya, acara yang mengusung tema "Menjadikan Seni dan Budaya Lokal Sebagai Perekat Bangsa" dalam rangka membangun semangat nasionalisme karena meneruskan perjuangan para pahlawan kemerdekaan tidak selalu dengan cara-cara ala militer.
"Pergelaran pakaian adat, seni dan budaya itu menggambarkan kekayaan seni dan budaya Indonesia yang harus dijaga bersama, termasuk civitas akademika," tuturnya.
Ia mengatakan FISIP Unej mengenalkan seni dan budaya lokal kepada para mahasiswa dan menjadi agenda penting untuk merawat rasa nasionalisme karena semakin banyak budaya dan seni asing yang digandrungi sebagian masyarakat Indonesia.
"Misalnya saat pertunjukan musik dan tari dari Korea atau yang biasa disebut K-Pop banyak yang nonton, tetapi giliran pergelaran wayang dan Reog jarang yang menonton," katanya.
Ia menjelaskan seni dan budaya lokal maupun nasional harus terus disemarakkan karena pengakuan seni Reog dan batik oleh negara lain agar tidak terulang.
"Setelah Reog diakui negara lain baru ramai protes. Batik juga begitu semangat memakai batik setelah sempat ada pengakuan dari negara lain. Seni dan budaya Indonesia ini adalah milik kita, milik bangsa kita dan mari kita jaga bersama dengan penuh rasa bangga," katanya.
Dalang asli Jember, Lambang Kurnia Pratama yang ikut hadir dalam acara peringatan Harkitnas itu, mengapresiasi langkah FISIP Universitas Jember itu.
"Pergelaran seni dan budaya itu bentuk promosi kepada mahasiswa, sehingga memberikan hadiah wayang Gatotkaca kepada dekan FISIP karena Gatotkaca merupakan tokoh kesatria dalam pewayangan yang sangat perkasa," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023
"Dalam perayaan Harkitnas, kami ingin menghadirkan miniatur Indonesia di hadapan mahasiswa. Kirab adat dan pergelaran seni budaya itu diikuti oleh dosen, karyawan, dan mahasiswa FISIP," kata Dekan FISIP Djoko Poernomo di Jember, Jawa Timur.
Menurutnya, acara yang mengusung tema "Menjadikan Seni dan Budaya Lokal Sebagai Perekat Bangsa" dalam rangka membangun semangat nasionalisme karena meneruskan perjuangan para pahlawan kemerdekaan tidak selalu dengan cara-cara ala militer.
"Pergelaran pakaian adat, seni dan budaya itu menggambarkan kekayaan seni dan budaya Indonesia yang harus dijaga bersama, termasuk civitas akademika," tuturnya.
Ia mengatakan FISIP Unej mengenalkan seni dan budaya lokal kepada para mahasiswa dan menjadi agenda penting untuk merawat rasa nasionalisme karena semakin banyak budaya dan seni asing yang digandrungi sebagian masyarakat Indonesia.
"Misalnya saat pertunjukan musik dan tari dari Korea atau yang biasa disebut K-Pop banyak yang nonton, tetapi giliran pergelaran wayang dan Reog jarang yang menonton," katanya.
Ia menjelaskan seni dan budaya lokal maupun nasional harus terus disemarakkan karena pengakuan seni Reog dan batik oleh negara lain agar tidak terulang.
"Setelah Reog diakui negara lain baru ramai protes. Batik juga begitu semangat memakai batik setelah sempat ada pengakuan dari negara lain. Seni dan budaya Indonesia ini adalah milik kita, milik bangsa kita dan mari kita jaga bersama dengan penuh rasa bangga," katanya.
Dalang asli Jember, Lambang Kurnia Pratama yang ikut hadir dalam acara peringatan Harkitnas itu, mengapresiasi langkah FISIP Universitas Jember itu.
"Pergelaran seni dan budaya itu bentuk promosi kepada mahasiswa, sehingga memberikan hadiah wayang Gatotkaca kepada dekan FISIP karena Gatotkaca merupakan tokoh kesatria dalam pewayangan yang sangat perkasa," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023