Oleh Gusti NC Aryani Siapa yang tak kenal dengan lagu "Balonku" karya pencipta lagu anak-anak kenamaan AT Mahmud? Mungkin sebagian besar anak dan "mantan" anak Indonesia mengenalnya karena lagu yang bercerita mengenai peristiwa meletusnya satu balon berwarna hijau itu selalu diajarkan dari generasi ke generasi. Dan entah siapa yang memulainya, lagu legendaris itu menjadi lagu wajib anak-anak pra taman kanak-kanak atau taman kanak kanak. Tak terkecuali Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan anak-anak peserta Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Teratai Desa Haurwangi, Cianjur. Oleh karena itu, ketika Presiden mengajak anak-anak itu menyanyi bersama dan bertanya lagu apa yang mereka kenal, tentu saja jawabannya adalah "Balonku". "Anak-anak ayo yang ingin menyanyi bersama-sama," ajak Presiden Yudhoyono yang juga dikenal sebagai pencipta lagu itu menyapa murid-murid PAUD itu yang duduk rapi berjajar di lantai berkarpet. Anak-anak kecil yang duduk menghadap tiga meja panjang pendek itu menatap para tamunya yang memenuhi ruangan kelas mungil mereka yang meriah penuh dengan hiasan dinding dari kertas dan lukisan karya mereka itu dengan penuh rasa ingin tahu. Tidak ada yang menjawab ajakan Presiden, semua terkesima melihat riuh rendah tamunya termasuk sejumlah kamera televisi yang mengabadikan peristiwa itu. Akhirnya Presiden bertanya kembali, "Mau menyanyi lagu apa?". Karena murid-muridnya hanya saling pandang, sang guru pembimbing akhirnya mengajak mereka menyanyi lagu Balonku, yang menurut guru itu sudah dihafal oleh semua bocah balita itu. Jadilah siang itu, berteman terik sinar matahari yang menghajar pepohonan di halaman ruang kelas itu, Presiden dan Ibu Ani melantunkan bait demi bait lagu 'Balonku" bersama murid-murid PAUD Teratai. Dan tentunya tanpa lupa bertepuk tangan keras ketika sang balon hijau meletus. Setelah menyanyi, Presiden mendoakan para siswa agar menjadi anak yang soleh dan berhasil mencapai cita-citanya. Ajakan Presiden untuk menyanyi itu muncul setelah kedatangan Presiden disambut oleh seorang anak yang menyanyikan lagu "Hari Merdeka". Seusai mendengarkan bocah itu dengan lantang menyanyikan lagu nasional tersebut dengan suara cadelnya, Presiden Yudhoyono bertanya siapa nama anak tersebut. "Dian Ahmadinejad,"jawab bocah itu yang memancing senyum dari seluruh rombongan yang hadir. "Wah seperti nama Presiden Iran ya,"kata Presiden sambil tersenyum. Di hari kedua Safari Ramadhan, Presiden Yudhoyono dan Ibu Ani menyempatkan diri berkunjung ke komplek kantor Desa Haurwangi. Selain bertatap muka dengan para pejabat dan perangkat desa, Kepala Negara dan Ibu Ani juga menyapa anak-anak usia tiga hingga lima tahun yang menjadi peserta PAUD Teratai. Ruang kelas PAUD Teratai terletak di bagian belakang kompleks kantor Desa Haurwangi. Anak-anak balita yang tentunya tidak berpuasa itu tampak ceria menanti dan menyambut kedatangan Presiden dan rombongannya walau banyak yang belum paham betul dengan siapa tamunya selain mengenalnya dari cerita guru pembimbing atau orang tuanya. Inpres Perbaikan Sekolah PAUD Teratai bukan satu-satunya tempat pendidikan yang dikunjungi oleh Presiden Yudhoyono dalam dua hari terakhir. Sebelumnya pada Senin (22/8) Presiden beserta rombongannya meninjau SDN Babakan Madang 01 Kecamatan Babakan Madang, Bogor. SDN yang terletak tidak jauh dari kompleks perumahan mewah dan salah satu sekolah swasta mahal di Indonesia itu ternyata gedung sekolahnya berada dalam kondisi kurang layak. Ketika berkunjung ke gedung SDN itu, Presiden mengungkapkan keprihatinannya menyaksikan ruang kelas yang tidak memadai, ruang guru dan kepala sekolah yang sangat sempit dan perpustakaan yang memprihatinkan. Walaupun sekolah yang memiliki murid lebih dari 500 orang dengan hanya enam orang guru resmi itu mampu meluluskan 100 persen muridnya dalam Ujian Nasional kali ini ,kondisi gedung sekolah yang kurang layak tetap membuat miris Presiden dan Ibu Ani. Setelah berdialog dengan Kepala Sekolah Presiden memberikan bantuan Rp50 juta untuk gedung perpustakaan dan Ibu Negara memberikan bantuan buku-buku bacaan. Di tempat itu, Presiden juga mengemukakan rencananya untuk memastikan tidak ada lagi gedung sekolah dasar yang rusak di Indonesia pada 2014. Presiden mengatakan akan segera mengeluarkan instruksi presiden tentang perbaikan gedung-gedung sekolah dasar dan menengah pertama yang rusak. "Sekalipun kita perbaiki terus, masih ada 10-15 persen yang kondisi tidak layak pakai, rusak sedang sampai berat," kata Yudhoyono. Ia menilai merid-murid akan kesulitan belajar jika kondisi sekolah tidak layak. Ia kemudian menunjukkan rencana pembangunan gedung sekolah-sekolah yang tidak layak. Setelah berkunjung ke SDN Babakan Madang 01, hari berikutnya, Selasa (23/8) Kepala Negara beserta rombongan meninjau SDN Tanjung Sari 3, Cianjur. Setelah menempuh jalan berliku, terjal, dan sempit akhirnya rombongan Presiden yang terdiri kurang dari 15 mobil itu mencapai SD tersebut. Sebagaimana di sekolah dasar sebelumnya, Presiden dengan penuh perhatian meninjau satu demi satu ruangan yang ada, bahkan termasuk kamar mandi. Di sekolah tersebut selain berjanji untuk memastikan bahwa sekolah tersebut direnovasi segera. Presiden juga menekankan pentingnya kebersihan. Secara khusus ia meminta agar para guru dan anak-anak menjaga kebersihan sekolah termasuk kamar mandi dan tidak melakukan "vandalisme" dengan mencoret-coret dinding sekolah. "Kamar mandinya lantainya bersih namun klosetnya kotor," kata Presiden sambil mengimbau agar dipastikan air di kamar mandi selalu mengalir untuk menjaga kebersihannya. Ibu Ani bahkan secara khusus membagi tipsnya di saat sekolah agar anak-anak tetap bersemangat menjaga kebersihan kelasnya masing-masing. "Dulu waktu saya bersekolah ada 48 anak satu kelas dan dibagi enam hari. Setiap hari ada delapan anak yang bertugas piket membersihkan kelas. Mereka harus berangkat lebih pagi dari teman-temannya yang lain," kata Ibu Ani. Sementara itu Presiden menekankan bahwa hidup bersih harus menjadi budaya anak-anak Indonesia karena dengan hidup yang bersih maka anak-anak akan terbiasa juga menghindari hal-hal yang bertentangan dengan hukum, termasuk korupsi. Mendiknas Muhammad Nuh pada kesempatan itu juga menyampaikan beasiswa terhadap 50 murid sebesar Rp360.000 per tahun. Turut pul dalam rombongan Presiden antar lain Mensesneg Sudi Silalahi, Seskab Dipo Alam, Menteri PU Djoko Kirmanto, Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu, Mendiknas M. Nuh, dan Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih. Presiden beserta rombongan dijadwalkan melakukan Safari Ramadhan yang telah dimulai pada 22 Agustus itu hingga 26 Agustus.

Pewarta:

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011