Oleh Louis Rika Stevani Magetan - Keberadaan Telaga Wahyu yang terletak di lereng Gunung Lawu, memang tak banyak diketahui orang. Nama Telaga Wahyu, seakan jauh tenggelam di bawah nama Telaga Sarangan yang telah menjadi objek wisata andalan Kabupaten Magetan, Jawa Timur. Telaga Wahyu terletak sekitar 3 kilometer ke arah timur dari Telaga Sarangan, yang berjarak sekitar 16 kilometer dari Kota Magetan. Tepatnya di Desa Ngerong, Kecamatan Plaosan. Jika berkendara dari arah Magetan menuju lereng Gunung Lawu, akan ditemui Telaga Wahyu terlebih dahulu sebelum Telaga Sarangan. Telaga alam ini, selain memiliki pemandangan alam yang indah, juga menawarkan berbagai jenis ikan tawar yang menjadi surga dunia para wisatawan yang hobi memancing. Untuk menuju kawasan Telaga Wahyu, dari Kota Magetan dapat ditempuh dengan kendaraan pribadi ke arah barat sejauh 16 kilometer. Memasuki Kecamatan Plaosan hingga masuk telaga, jalan yang ditempuh sangat menantang dengan tanjakan dan turunan yang tajam serta berkelok-kelok. Sesekali tampak lahan pertanian warga dan hutan pinus yang tumbuh rindang disepanjang jalan. Jika menggunakan kendaraan umum, dari Terminal Magetan, pengunjung dapat menumpang kol umum dengan tarif Rp10.000. Sebagai jalur alternatif, dapat ditempuh dari Kabupaten Karangaanyar, Jawa Tengah, karena memang lokasi Telaga Wahyu ini terdapat di daerah perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur di lereng Gunung Lawu, yang telah dihubungkan dengan jalan tembus. Menuju tempat wisata ini tidak ditarik retribusi, karena pemerintah kabupaten setempat belum mengelolanya menjadi objek tujuan wisata. Meski demikian, bagi wisatawan yang suka memancing, Telaga Wahyu telah menjadi lokasi andalan untuk menyalurkan kesenangan tersebut. Telaga ini mempunyai luas sekitar 10 hektare dan kedalaman sekitar 16 meter. Telaga ini selain digunakan sebagai tempat rekreasi pemancingan, juga bisa digunakan sebagai bumi perkemahan. Hanya saja, pengelolaannya yang belum maksimal, membuat tempat ini jarang dikunjungi oleh wisatawan. Padahal jika ditata dengan apik, Telaga Wahyu bisa menjadi satu paket tujuan wisata dengan Telaga Sarangan. Tempatnya yang indah dan udaranya yang sejuk merupakan pesona tersendiri. Hal lain yang menghambat tingkat kunjungan ke Telaga Wahyu adalah adanya mitos yang mengatakan jika sepasang kekasih yang dilanda asrama merajut cinta di lokasi setempat, maka hubungan dan kisah cinta mereka tidak akan kekal. Oleh karena mitos inilah, Telaga Wahyu juga sering disebut sebagai "Telaga Wurung" yang diartikan dalam bahasa Jawa adalah tidak jadi. Namun, seiring dengan kemajuan zaman, mitos tersebut telah pupus dengan sendirinya. Hal ini seakan juga ingin diwujudkan oleh Pemerintah Kabupaten Magetan dan warga desa setempat untuk menjadikan Telaga Wahyu sebagai tujuan wisata. Pengembangan Telaga Wahyu menjadi objek wisata telah dipelopori oleh warga desa setempat yang memanfaatkan lokasi ini untuk mendapatkan penghasilan dengan membuka persewaan kapal berbentuk bebek yang dikayuh atau lazim disebut becak air. Salah satu pemilik persewaan becak air di Telaga Wahyu, Rusni mengatakan, penyediaan becak air merupakan ide masyarakat sekitar yang ingin mengembangkan Telaga Wahyu menjadi objek wisata alternatif selain Telaga Sarangan. "Hal ini menyusul keberadaan becak air yang mulai tidak laku di Telaga Sarangan akibat tergeser oleh persewaan kapal motor. Dari pada becak airnya menganggur, maka kami sewakan di Telaga Wahyu sekaligus membuka peluang telaga ini untuk dikenal masyarakat," papar Rusni. Dikelola Pemerintah Kabupaten Magetan melalui Dinas Pariwisata, Budaya, Pemuda, dan Olahraga (Disparbudpora), sedang gencar menjadikan Telaga Wahyu sebagai objek wisata andalan untuk meningkatkan kunjungan wisatawan ke daerahnya. Hal ini telah dimulai dengan menjadikan Telaga Wahyu sebagai tempat festival mancing se-Jawa Timur tahun 2011 pada Juni lalu. Kepala Dinas Pariwisata, Budaya, Pemuda, dan Olahraga (Disparbudpora) Kabupaten Magetan, Siran, mengatakan, pengembangan Telaga Wahyu yang terletak di lereng Gunung Lawu, Kecamatan Plaosan ini, akan dilakukan secara bertahap. "Diperkirakan dana yang dibutuhkan berkisar antara Rp8 miliar hingga Rp11 miliar. Ini dana yang cukup besar bagi keuangan daerah Magetan, karena itu kami berencana mencari sejumlah investor untuk menggarapnya," ujar Siran. Menurut dia, saat ini Pemerintah Kabupaten Magetan masih dalam tahap "menjaring" para investor yang bersedia bekerja sama dengannya. Ditargetkan pada tahun 2012 mendatang, pengembangan Telaga Wahyu menjadi objek wisata andalan setelah Telaga Sarangan, dapat terwujud. "Konsep yang akan ditawarkan untuk Telaga Wahyu adalah wisata air yang meninitikberatkan pada kegiatan memancing. Hal ini yang membedakan Telaga Wahyu dengan Telaga Sarangan, meski kedua lokasi ini sama-sama berada di lereng Gunung Lawu," terang Siran. Untuk mewujudkannya menjadi objek wisata, dibutuhkan sarana dan prasarana yang mendukung kegiatan berwisata. Di antaranya adalah, pembangunan toliet umum, gapura, pintu retribusi, tempat duduk untuk pemancigan dan taman bermain, hingga rumah makan dan tempat beribadah. Dengan dibukanya objek wisata pemancingan di Telaga Wahyu, diharapkan tingkat kunjungan wisatawan ke dearah Magetan dapat bertambah. Data Disparbudpora Magetan mencatat, jumlah wisatawan yang berkunjung ke Magetan pada tahun 2010 mencapai 467.000 orang. Jumlah ini ditargetkan meningkat hingga 20 persen pada tahun 2011.

Pewarta:

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011