Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono memastikan jika pernyataan yang dikeluarkan oleh kelompok separatis teroris (KST) di Timika, Papua, saat terjadi kontak tembak dengan prajurit TNI adalah hoaks atau tidak benar.

"Saya sudah melihat berita dalam channel YouTube yang dikeluarkan oleh perwakilan KST. Di YouTube itu adalah hoaks. Sering muncul berita itu. Mudah-mudahan apa yang saya sampaikan ini tidak menjadi simpang siur," ujar Laksamana Yudo di Base Ops Lanudal Juanda, Sidoarjo, Jawa Timur, Selasa.

Panglima mengatakan dirinya datang ke Papua untuk melihat langsung kondisi yang sebenarnya terjadi di lokasi supaya bisa memberikan keterangan dan tidak terjadi simpang siur informasi.

"Supaya tidak timbul simpang siur, saya harus hadir," katanya.

Laksamana Yudo mengatakan kejadian itu berawal dari prajurit TNI yang melakukan misi pencarian pilot Susi Air yang selama beberapa bulan disandera KST.

"Dari situ kemudian para prajurit terlibat dalam kontak tembak bersama dengan KST," katanya.

Akibat kejadian itu, seorang prajurit TNI menjadi korban dan saat dilakukan evakuasi terhadap korban, KST melakukan kontak tembak lagi dengan menyerang prajurit TNI yang sedang melakukan evakuasi.

"Bahasa jawanya mereka main keroyokan, termasuk melibatkan anak-anak dan juga ibu-ibu dalam peristiwa ini," ucapnya.

Laksamana Yudo Margono tiba di Timika, Papua, Senin (17/4) dan langsung mendengar paparan dari Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan III, pangdam XVII/Cendrawasih, Komandan Koopsus TNI, Panglima Komando Armada III, Danrem 173, dan Danrem 174 mengenai situasi di Nduga, Papua.

Di Timika, Yudo didampingi Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI Dudung Abdurrachman, Pangkostrad Letjen TNI Maruli Simanjuntak, dan Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus (Kopassus) Mayjen TNI Iwan Setiawan.

Sebelumnya, pada Sabtu (15/4), KST menghadang dan menyerang pasukan TNI saat mereka sedang menyisir daerah Mugi, Nduga, Papua, untuk mencari pilot Susi Air Phillip Mehrtens yang disandera KKB sejak Februari 2023.
 

Pewarta: Indra Setiawan

Editor : Abdullah Rifai


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023