Kediri - Petugas Dinas Pertanian Kota Kediri tidak menyita sejumlah daging yang ditemukan terdapat kandungan air yang cukup tinggi saat melakukan pemeriksaan di beberapa pasar tradisional wilayah Kota Kediri. "Kami sudah ingatkan kepada pemilik unggas yang dijual, untuk hati-hati dan tidak merugikan pembeli. Jadi, kami memang tidak melakukan penyitaan," kata Kepala Bidang Kehewanan Dinas Pertanian Kota Kediri, Sigit Setiono di Kediri, Selasa. Ia mengatakan, razia itu memang sengaja digelar untuk memeriksa kondisi daging yang dijual. Bukan hanya daging ayam, melainkan daging sapi, serta ikan asin yang dijual di pasar. Petugas mendatangi lokasi Pasar Setonobetek, Kota Kediri. Mereka mengeluarkan alat pengukur "pH" untuk memeriksa tingkat keasaman daging yang dijual di pasar. Di penjual daging ayam, petugas hanya mendapati sejumlah ayam yang masih berair. Diduga, ayam itu sengaja disuntik dengan air, agar berat timbangan bertambah. Petugas juga memeriksa daging sapi yang dijual di sejumlah penjual di pasar tersebut. Namun, petugas tidak mendapati ada daging mencurigakan. Tingkat keasaman di daging sapi yang dijual itu masih normal. Sigit mengungkapkan, ukuran normal pH daging adalah 6,5-7,2. Jika ditemukan pH di bawah angka itu, dimungkinkan kondisi daging sudah tidak segar. Ia menyebut, kadar pH pada daging tidak diperbolehkan di bawah angka 6,5. Untuk mengenali daging yang baik, seperti daging sapi, Sigit mengatakan bisa diketahui dari warnanya. Untuk daging yang sehat, warnanya merah segar dan tidak pucat. Selain itu, ketika dipegang daging yang masih segar, bisa elastis atau langsung kembali ke bentuk semula, sementara jika tidak sehat, daging sudah tidak elastis. Untuk daging ayam, Sigit mengatakan, praktik kecurangan yang paling banyak terjadi dengan menyuntikkan air untuk menambah berat timbangan daging. Hal itu sebenarnya tidak berbahaya, tapi merugikan pembeli. Selain memeriksa daging ayam dan sapi, petugas juga memeriksa sejumlah ikan asin yang dijual di pasar. Petugas mengeluarkan alat berupa "Rapid Test Kid Aquamerck" untuk mengetahui kandungan formalin di ikan yang dijual. Namun, ia menyebut, sebenarnya ada trik untuk mengurangi kandungan formalin dalam ikan, yaitu dengan menyiramkan air panas sebelum dikonsumsi, baik digoreng maupun dijadikan lauk dengan proses lain. "Formalin bisa menguap jika disiram dengan air panas," katanya. Rukoyah, salah seorang penjual daging ayam yang ditemui menampik jika ayam yang dijualnya sengaja disuntik. Ia mengaku belum sempat meniriskan ayam setelah dibersihkan dan langsung dimasukkan ke dalam tas diangkut ke pasar. "Tadi tergesa-gesa belum siap meniriskan. Tapi, saya pastikan ayam yang saya jual ini kering," ucap Rukoyah. Supartini, pedagang daging sapi yang ditemui di lokasi pasar mengatakan daging yang ia jual selalu segar. Ia setiap hari menyembelih sendiri, hingga bisa diketahui kualitas dan tingkat sterilnya. "Saya menyembelih sendiri, jadinya daging selalu segar. Kalau harganya saat ini masih normal, Rp55-Rp57 ribu perkilogram," papar Supartini.

Pewarta:

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011