Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Kota Surabaya mendapati adanya satu makanan yang ditengarai mengandung boraks saat pengambilan sampel 14 makanan yang dijual di Kya-Kya Jalan Kembang Jepun, Kota Surabaya, Jatim, Rabu.

"Kami mendeteksi kandungan bahan berbahaya dalam makanan, seperti formalin, boraks, rhodamine b, pewarna tekstil," kata Kepala BPOM Surabaya Rustyawati saat bersama Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi melakukan pengambilan di Kawasan Wisata Pecinan Kya-Kya.

Melalui pengujian sampel tersebut BPOM mendapati adanya satu makanan yang ditengarai mengandung boraks, sedangkan 13 makanan lainnya dinyatakan aman.

Namun, dia tak menyebut jenis sampel makanan apa yang ditengarai mengandung boraks tersebut.

"Ada yang masih mengandung boraks, cuma satu saja dari 14 (sampel)," ujarnya.

BPOM memastikan bakal melakukan pembinaan terhadap pedagang yang dagangannya terindikasi mengandung boraks, bersama Dinas Kesehatan Surabaya.

Tak hanya itu saja, kata dia, BPOM bersama Dinkes Surabaya juga berencana melakukan penelusuran dari hulu ke hilir untuk mencegah adanya pedagang yang masih menggunakan bahan kimia sebagai campuran bahan baku pembuat makanan.

"Nanti misalnya dia menggunakan (bahan) apa, sumbernya dari mana. Kami telusuri sampai ke hulu. Ini kan pedagang yang sudah di hilir, jadi nanti kami telusuri sampai ke hulu," katanya.

Selain di Kya-Kya, BPOM Surabaya memastikan berkeliling untuk melakukan kegiatan pengujian sampel makanan di lokasi lain saat bulan Ramadhan.

"Kami keliling, di Surabaya banyak (lokasi) kami masuk pasar juga. Kami juga ada program, keinginan eradikasi (pemusnahan) boraks," ucap Rustyawati.

Sementara itu, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi memastikan bakal melakukan penelusuran terkait peredaran boraks di Kota Pahlawan dan pembinaan terhadap pedagang yang sampel dagangannya terindikasi mengandung bahan kimia itu.

"Kami akan menelusuri dimana tempatnya dan kami akan bina agar tidak menggunakan bahan kimia," ucapnya.

Eri menambahkan, pengujian sampel makanan rutin dilakukan, termasuk di bulan Ramadhan. Langkah itu  memastikan keamanan konsumsi bagi masyarakat.

"Sebenarnya kami rutin sampling, itu yang kami lakukan," ujar Eri.

Pewarta: Ananto Pradana

Editor : Abdul Hakim


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023