Aktivis ‘98 asal Surabaya, Kusnan, menyoroti pendapat dosen Universitas Indonesia Ade Armando yang menilai sikap para kader PDI Perjuangan menolak kehadiran Israel pada Piala Dunia U-20 itu bersifat klenik dengan menyebut sebagai wangsit Bung Karno.

Dalam siaran pers diterima di Surabaya, Rabu, ia mengatakan sebagai orang yang berkecimpung dalam dunia ilmu pengetahuan, seharusnya seorang akademisi tertarik mengkaji fenomena penolakan kepada Israel secara ilmiah berdasarkan kajian hukum internasional, geopolitik, atau kesejarahan.

"Bukan malah menyebut elemen publik yang menolak Israel, termasuk PDIP, dengan ucapan klenik atau wangsit dari Bung Karno," ujarnya.

“Saya saja yang aktivis jalanan masih mau membaca literatur, bagaimana sebenarnya penolakan terhadap Israel itu karena faktor kemanusiaan, aspek hukum internasional, juga kesejarahan. Setelah ini saya akan kirim buku-buku sejarah ke beliau,” tambah Kusnan.

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menegaskan sikap partainya yang menolak kehadiran Timnas Israel pada Piala Dunia U-20 Tahun 2023 didasari oleh kesadaran dan pemahaman mereka terhadap pemikiran Bung Karno serta kajian-kajian ilmiah.

"Jadi, kami tegaskan, apa yang diyakini seluruh kader PDIP terhadap Bung Karno bukanlah klenik, melainkan sebagai dialog dalam alam pikir terhadap seluruh benang merah pemikiran Bung Karno yang tetap relevan di dalam menganalisis berbagai persoalan kebangsaan dan dunia," kata Hasto.

Ia menyampaikan terdapat enam alasan penolakan PDIP terhadap kehadiran Timnas Israel pada Piala Dunia U-20 berdasarkan pemahaman terhadap pemikiran Bung Karno.

Enam alasan itu meliputi pertimbangan ideologi, konstitusi, sejarah, hukum internasional, kemanusiaan yang bersifat universal, serta kekuasaan sayap kanan Israel.

Pewarta: Hanif Nasrullah

Editor : Fiqih Arfani


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023