Bojonegoro - Tim Dinas Peternakan Provinsi Jatim, yang dipimpin Kasi Produk Pangan Hewan, Wiwik Kurhayati, Jumat melakukan memantauan penjualan daging baik daging sapi, ayam di pasar kota Bojonegoro. "Pemantauan penjualan daging menjelang Hari Raya Idulftiri berjalan secara serentak di seluruh daerah di Jatim," katanya, Jumat. Pemantuan, lanjut, Wiwik, yang didampingi Tim dari Dinas Peternakan dan Perikanan Bojonegoro termasuk Satpol PP, meliputi kemungkinan ada penjual yang memasarkan daging sapi gelongongan, ayam tiren, juga daging kadaluarsa. Bahkan, menurut dia, pemantauan juga meliputi kebersihan lokasi penjualan para pedagang penjual daging sapi dan ayam, termasuk sistim drainase air pembersih daging di lokasi penjualan. "Kami meminta para pedagang bisa melakukan penjualan daging dengan bersih, termask tempat memajang daging," katanya menjelaskan. Penjualan daging di Bojonegoro, lanjutnya, dianggap masih dalam batas kewajaran. Selain tidak ditemukan daging gelongongan di sejumlah pedagang daging sapi, juga daging sapi atau ayam yang tidak layak dijual. Kepada para pedagang, Wiwik, menyarankan, mereka mengajukan permohonan untuk bisa mendapatkan bantuan dana dari Pemerintah, untuk bisa mendapatkan perbaikan lokasi penjualan. "Ada dana bantuan dari Pemerintah, khusus untuk memperbaiki lokasi penjualan daging," katanya tanpa merinci besarnya dana itu. Menyusul memantau penjualan daging di pasar kota, Tim Dinas Peternakan Provinsi Jatim dan jajaran Dinas Peternakan dan Perikanan Bojonegoro, melakukan pemantauan pos pemeriksaan hewan di Padangan, yang lokasinya berdekatan dengan Jateng. Menurut Kasi Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas Peternakan dan Perikanan Bojonegoro, Lutfi Nurahman, pos pemeriksaan hewan di Padangan tersebut, hanya melakukan pemeriksaan sapi dari Provinsi Jatim, termasuk Bojonegoro yang dibawa ke luar. "Sapi dari Jateng ke Bojonegoro tidak ada, tapi sapi dari Bojonegoro ke Jateng lewat pos Padangan jumlahnya berkisar 20 ekor sapi per harinya," paparnya.

Pewarta:

Editor : FAROCHA


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011