Banyuwangi - Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Suroyo Alimoeso memantau kesiapan penyeberangan Pelabuhan Ketapang (Banyuwangi, Jawa Timur)-Gilimanuk (Jembrana, Bali), menjelang Lebaran, Kamis.
"Saya ingin memantau langsung bagaimana persiapan PT ASDP Ketapang menghadapi masa angkutan Lebaran 2011, agar arus mudik dan balik tahun ini berjalan lancar," tutur Suroyo kepada sejumlah wartawan di Banyuwangi.
Menurut dia, persiapan penyebarangan Pelabuhan Ketapang-Gilimanuk sudah cukup bagus sehingga diharapkan tidak ada penumpukan penumpang selama arus mudik dan balik Lebaran nanti.
"Sebanyak 29 armada feri sudah disiagakan dalam kondisi siap beroperasi untuk mengangkut penumpang dari Pulau Bali menuju Pulau Jawa atau sebaliknya," katanya.
Dengan beroperasinya seluruh kapal, lanjut dia, diharapkan tidak ada antrean panjang selama arus mudik dan balik Lebaran 2011 karena diprediksi jumlah pemudik meningkat setiap tahun.
"Seluruh kapal harus siap beroperasi pada H-10 Lebaran. Mudah-mudahan kondisi cuaca di Selat Bali bersahabat dan mendukung, sehingga tidak ada penumpukan penumpang," katanya menambahkan.
Sementara Manager Operasional PT Indonesia Ferry ASDP Ketapang Banyuwangi Saharudin Kotto mengatakan sebanyak 29 kapal feri sudah disiagakan untuk mengantisipasi lonjakan penumpang selama Hari Raya Idul Fitri 1432 Hijriah.
"Sebanyak 29 kapal feri terdiri dari delapan kapal barang dan kendaraan, sedangkan kapal untuk mengangkut penumpang disiapkan sebanyak 21 kapal jenis Roro," tuturnya.
Ia memprediksi peningkatan jumlah penumpang selama arus mudik dan balik Lebaran tahun ini mencapai 7 persen dibandingkan Lebaran tahun 2010, sehingga seluruh kapal harus selesai proses "docking" atau perbaikan rutin.
"Saya mengimbau kepada masyarakat, agar mudik lebih awal karena dikhawatirkan gelombang cukup tinggi di bulan Agustus, sehingga penyeberangan terganggu," katanya menjelaskan.
Apabila terjadi gelombang tinggi dan cuaca tidak bersahabat, lanjut dia, maka penumpukan penumpang di Pelabuhan Gilimanuk atau sebaliknya tidak bisa dihindari.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011