Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Magetan, Jawa Timur gencar melakukan kegiatan sosialiasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat agar mau memeriksakan diri sebagai upaya deteksi dini dan menekan penularan penyakit TBC di wilayah setempat.

Subkoordinator P2PM Dinas Kesehatan Kabupaten Magetan Agoes Yudi Purnomo mengatakan, sosialisasi salah satunya dilakukan dengan menggelar dialog kesehatan yang bertepatan dengan peringatan Hari TBC Sedunia yang mengambil tema "Ayo Bersama Akhiri TBC Indonesia Bisa".

"Dialog ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat agar memeriksakan diri sebagai deteksi dini TBC. Sehingga penyakit itu bisa diobati dan tidak menularkan ke orang lain," ujar Agoes Yudi di sela dialog di Omah Diskusi Kecamatan Panekan Magetan, Jumat.

Menurut dia, sesuai data, jumlah warga Magetan terdeteksi TBC tahun 2022 mengalami kenaikan dibandingkan tahun 2021 lalu.

"Tahun 2022 kita ketemu positifnya 874 orang, dari situ ada anaknya sekitar 200-an. Temuan tahun tersebut meningkat dibandingkan tahun 2021 sebanyak 446 kasus," kata dia.

Kenaikan jumlah pasien TBC positif tersebut menurut Agoes disebabkan aktifnya gerakan pemeriksaan dini terhadap masyarakat yang dilakukan oleh tenaga kesehatan. Meski ada kenaikan jumlah pasien namun Pemkab Magetan mengimbanginya dengan peningkatan tatalaksana penanganan pasien TBC oleh tenaga kesehatan.

"Tatalaksana teman-teman di puskesmas itu cukup baik. Angka sukses rate kita targetnya 90 persen, namun ini di tahun 2021 sampai 2022 itu capaian rate kita sudah 91 persen, artinya ini tatalaksananya baik," kata Agoes.

Ia menjelaskan dengan pasien TBC segera terdeteksi ditambah dengan pelaksanaan tatalaksana penanganan TBC yang baik, upaya pengobatan penderita TBC juga akan tinggi keberhasilannya sehingga bisa sembuh dari TBC.

"Upaya pengobatan hasilnya akan lebih maksimal jika dengan cepat ditemukan dan tatalaksananya juga baik sehingga nilai keberhasilannya tinggi," kata dia.

Rentannya anak balita tertular TBC menurut Agoes juga harus diwaspadai oleh orang tua, mengingat gejala terpapar TBC berbeda dengan orang dewasa.

Adapun, kenaikan TBC pada kasus balita dikarenakan faktor kesadaran yang masih kurang dari masyarakat untuk hidup sehat.

"Kebiasan masyarakat merokok, berpengaruh terhadap kesehatan balita. Rokok tidak secara langsung menularkan TBC pada balita, tapi berpengaruh terhadap kondisi kesehatan balita. Ketika daya tahan tubuh lemah karena pengaruh asap rokok, balita mudah terpapar TBC," kata dia.

Selain lebih menggiatkan lagi sosialisasi serta kegiatan pemeriksaan kesehatan, Dinas Kesehatan Kabupaten Magetan juga mengajak masyarakat untuk berperan aktif agar masyarakat yang terpapar TBC tidak dikucilkan. Pola hidup sehat dari masyarakat juga sangat berperan terhadap upaya mengakhiri penyakit TBC.

"Masyarakat juga kita ajak untuk tidak mengucilkan orang dengan TBC. Lalu kita dorong untuk berperilaku sehat dengan berusaha melakukan pengobatan dan menjaga kesehatan dengan tidak sembarangan membuang ludah dan lakukan tata cara batuk yang benar di tempat umum. Semua itu penting untuk menekan jumlah orang dengan TBC di Magetan," kata Agoes.

Dengan upaya-upaya tersebut diharapkan kasus TBC dan penularannya di Magetan dapat terus berkurang.

Pewarta: Louis Rika Stevani

Editor : Abdullah Rifai


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023