Kapolres Tulungagung AKBP Eko Hartanto menegaskan bahwa aparat keamanan akan melakukan tindakan tegas dan terukur kepada setiap oknum pelaku ataupun kelompok yang melakukan onar atau kerusuhan yang mengganggu kamtibmas.

"Kami bisa lakukan tindakan represif sesuai dengan aturan yang ada," kata Eko saat rapat koordinasi pengamanan Ramadhan bersama jajaran Forkopimda Tulungagung di pendopo Kabupaten Tulungagung, Jumat.

Sikap dan arahan itu disampaikan Kapolres Tulungagung saat menyampaikan visi keamanannya, seiring dinamika kamtibmas di daerah itu yang kerap diwarnai aksi saling serang antarkelompok perguruan silat.

Menurut Eko, belajar dari pengalaman masa Ramadhan tahun-tahun sebelumnya, potensi "gesekan" antarkelompok pesilat rentan terjadi. Terutama saat ngabuburit, malam hari hingga saat jam-jam ronda.

"Tindakan represif terutama akan kami lakukan apabila sampai ada yang mengarah pada tindak penganiayaan," katanya.

Ia pun mengajak semua pihak untuk saling menghormati dan menjaga suasana Ramadhan di Tulungagung agar tetap kondusif, sehingga pelaksanaan ibadah puasa kaum Muslim di Tulungagung tidak dinodai aksi kerusuhan/kekerasan.

Salah satu yang disorot adalah kericuhan yang disebabkan oleh anggota perguruan silat. Sebab dalam kurun kurang dari tiga bulan di tahun 2023, sudah terjadi tujuh kasus penganiayaan yang dilakukan oleh anggota perguruan silat.

Kemungkinan potensi konflik bisa kembali muncul, terlebih jika ada salah satu anggota yang mengenakan atribut perguruan silat di tempat umum.

Pihaknya katakan boleh saja memakai atribut perguruan, namun sebatas di dalam padepokan atau di lokasi latihan.

"Kita sarankan kepada pemerintah daerah, IPSI untuk mengevaluasi kembali pendaftaran warga baru, termasuk melakukan tes psikologi," katanya.

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Abdullah Rifai


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023