Makassar - Penempatan tenaga kerja Indonesia (TKI) asal Sulawesi Selatan ke luar negeri sebanyak 17.000 ribu per tahun. "Itu jumlah TKI yang berangkat secara legal, kalau dengan yang ilegal lebih banyak lagi (tetapi tidak diketahui angkanya)," kata Kadiskanertrans Sulsel Saggaf Saleh di Makassar, Minggu. Pada acara buka puasa bersama dengan Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Moh Jumhur Hidayat, ia mengatakan peran TKI turut meningkatkan pertumbuhan ekonomi Sulsel. "Pertumbuhan ekonomi Sulsel lebih dari delapan persen," katanya pada acara dalam rangkaian hari kelima Safari Ramadhan IV BNP2TKI ke Sulteng dan Sulsel 3-13 Agustus 2011. Ia menyebutkan jumlah angkatan kerja di Sulsel sebanyak 3,6 juta orang dan dari jumlah itu terdapat 243 ribu penganggur. Mengingat peluang kerja yang masih terbatas di Sulsel, katanya, menjadi TKI di luar negeri menjadi salah satu alternatif. Saggaf Saleh mendukung kebijakan BNP2TKI mengenai paspor TKI satu arah ke negara penempatan tertentu agar tidak bisa ke negara lain, sehingga bisa mencegah perdagangan manusia atau mencegah penempatan di luar kontrak kerja. Ia juga mengemukakan program Pemprov Sulsel untuk meningkatkan penempatan TKI sektor formal yang memiliki keahlian dan keterampilan memadai. Jumhur mengapresiasi upaya tersebut karena sejalan dengan program kerja BNP2TKI untuk meningkatkan TKI sektor formal, bukan sektor informal sebagai penata laksana rumah tangga. Oleh karena itu, katanya, penyelenggaraan bursa kerja ("job fair") luar negeri di Makassar pada 8-9 Agustus 2011 menjadi ajang untuk menjaring calon TKI sektor formal.

Pewarta:

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011