Bojonegoro - Sebanyak 18 mahasiswa Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Jawa Timur, Jumat, mulai melaksanakan Kuliah Kerja Nyata Belajar Bersama Masyarakat (KKN-BBM) di lokasi Panti Asuhan Yatim Muhammadiyah di Desa Sukorejo, Kecamatan Kota. "Program KKN Unair, sekarang langsung mengambil lokasi di kantong-kantong kemiskinan dengan waktu 20 hari," kata Penanggungjawab KKN Unair di Bojonegoro, DR Herry Agoes Hermadi, Msi, Jumat. Di Bojonegoro, lanjutnya, jumlah total mahasiswa Unair yang melaksanakan KKN-BBM sebanyak 518 mahasiswa, dari 2.000 mahasiswa Unair yang mengikuti KKN lainnya yang ditempatkan di berbagai daerah di Jatim. Dari 518 mahasiswa peserta KKN, lanjutnya, selain di tempatkan di panti, lainnya melaksanakan KKN di sejumlah desa di Kecamatan Dander, Kapas dan kecamatan lainnya yang memiliki kantong-kantong kemiskinan. Menurut Agoes yang didampingi Ketua Panti Asuhan Yatim Muhammadiyah Bojonegoro, Abdul Wachid, di kantong kemiskinan, biasanya berbagai masalah muncul, seperti narkoba dan buta huruf. Dalam KKN, lanjutnya, para mahasiswa akan bekerja dengan multi disiplin ilmu yang ada untuk memecahkan masalah di masyarakat. Karena itu, setiap kelompok mahasiswa peserta KKN, terdiri dari mahasiswa berbagai fakultas, mulai kedokteran umum, kedokteran hewan, kesehatan masyarakat juga fakultas lainnya. Ia mencontohkan, para mahasiswa peserta KKN, harus mampu menemukan rencana bisnis yang paling tepat dikembangkan di lingkungan panti, termasuk warga di sekitarnya. Sebab, sekarang ini, panti setempat, memiliki berbagai produk ekonomi, mulai pembuatan tempe, sapi perah, juga kegiatan ekonomi lainnya. Dalam memecahkan masalah tersebut, harus dilakukan secara bersama. "Coba cari cara, tempe yang ada bisa dipasarkan di super market, misalnya dengan membuat kemasan yang bagus," kata Agoes kepada para mahasiswanya. Pada pokoknya, katanya, para mahasiswa yang ditempatkan di panti di antaranya harus bisa memberikan pendidikan kepada anak asuh panti, termasuk warga di sekitar panti. Selain itu, jelasnya, para mahasiswa juga harus mampu mengembangkan kesehatan lingkungan, termasuk kesehatan manusia dan merencanakan bisnis usaha yang tepat bagi panti dan warga di sekitarnya. ***6***

Pewarta:

Editor : FAROCHA


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011