Kepala Kelompok Unit Prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Maritim Tanjung Perak Surabaya Ady Hermanto menyarankan masyarakat mulai menghemat penggunaan air bersih lantaran adanya potensi kemunculan fenomena El Nino pada pertengahan tahun 2023.

"El Nino terjadi sekitar semester kedua tahun ini, masyarakat harus berhemat air," kata Ady saat dikonfirmasi ANTARA melalui pesan elektronik, Selasa.

Dampak munculnya El Nino di Indonesia, yakni berpengaruh pada berkurangnya pasokan uap air yang terdapat di wilayah atmosfer. Namun, itu belum mulai begitu terasa saat memasuki bulan ketiga nanti.

Ady menyebut saat El Nino terjadi, suhu udara disebutnya tak ada perbedaan dari kondisi normal saat musim kemarau, yakni berkisar antara 33-34 derajat selsius. Kendati demikian, fenomena itu bakal mempengaruhi kondisi musim kemarau yang terasa lebih kering.

Diperkirakan fenomena El Nino bakal mulai melanda antara bulan Juni maupun Juli 2023.

"(Berkurangnya pasokan uap air) sehingga kemarau akan lebih kering dibanding tahun-tahun biasanya," ujarnya.

Sementara, kemunculan El Nino disebabkan adanya peningkatan suhu pada suhu muka laut (SML) yang terjadi di wilayah perairan Samudera Pasifik bagian tengah. Kondisi tersebut menyebabkan meningkatnya potensi pertumbuhan awan dan juga mengurangi curah hujan.

Hal itu berbanding terbalik dengan La Nina yang terjadi lantaran adanya penurunan SML di wilayah perairan Samudra Pasifik bagian tengah.

"Sebelumnya masih terdapat fenomena La Nina lemah menuju netral hingga semester awal tahun ini," ucap dia.

Di sisi lain, Ady juga mengimbau masyarakat harus memperhatikan kondisi kesehatannya saat kondisi peralihan dari musim hujan ke kemarau.

"Selalu menjaga kesehatan di masa peralihan musim ini dan tetap selalu mengupdate informasi cuaca yang disampaikan oleh BMKG," katanya.

Pewarta: Ananto Pradana

Editor : Fiqih Arfani


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023