Kota Yogyakarta tak hanya memiliki ikon Malioboro dan Keraton sebagai rujukan berwisata di akhir pekan. Kota di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tersebut juga terdapat Museum Benteng Vredeburg yang merupakan tempat wisata edukasi asyik bagi anak-anak dan keluarga.

Berada di pusat Kota Yogyakarta, membuat Museum Benteng Vredeburg menjadi salah satu objek wisata populer yang banyak dikunjungi wisatawan domestik maupun asing.

Letak Benteng Vredeburg Yogyakarta berada di kawasan Titik Nol Kilometer pusat Kota Yogyakarta. Tepatnya di  Jalan Jend. A. Yani Nomor 6 Yogyakarta. Benteng tersebut dikelilingi oleh bangunan-bangunan kuno peninggalan zaman Kolonial Belanda, yang hingga kini masih megah berdiri dan eksotik di sekitaran Titik Nol Yogyakarta tersebut. 

Seperti Gedung Agung (bekas rumah residen), Gereja Ngejaman (GPIB Margamulya), bekas Senisono (menyatu dengan Gedung Agung), Kantor BNI 1946, gedung Kantor Pos Indonesia, dan Kantor Bank Indonesia. 

Karenanya, Benteng Vredeburg cocok menjadi tujuan wisata budaya dan edukasi yang unik dan khas di Yogyakarta.
 
Sejumlah bangunan kuno peninggalan Belanda yang masih kokoh di kawasan Titik Nol Yogyakarta melengkapi keberadaan Museum Benteng Vredeburg yang menjadi salah satu lokasi wisata andalan di Kota Yogyakarta selain Malioboro dan Keraton. ANTARA/Louis Rika


Memiliki dua fungsi utama yakni sebagai tempat rekreasi sekaligus tempat pendidikan, Museum Benteng Vredeburg tak bisa lepas dari sejarah perkembangan Yogyakarta dan juga Tanah Air.

Di museum tersebut terdapat informasi tentang sejarah, kebudayaan, dan nilai-nilai luhur perjuangan nasional. Utamanya tentang latar belakang sejarah Kota Yogyakarta, baik sebagai ibukota Kasultanan Yogyakarta maupun ibukota NKRI.

Merujuk data dari Dinas Kebudayaan Yogyakarta, Benteng Vredeburg dibangun pada tahun 1760 oleh Sri Sultan Hamengku Buwono I atas permintaan Pemerintah Kolonial Belanda. Pada masa pembangunan awal, benteng tersebut berbentuk sangat sederhana yakni dari bata dan kayu di atas lahan seluas sekitar 46.547 meter persegi.

Kemudian, penyempurnaan bangunan menjadi beton dilakukan dalam dua tahap, yakni pada tahun 1765 dan pada tahun 1767, serta kemudian benteng diberi nama sebagai "Benteng Rustenburgh" yang artinya "tempat istirahat".

Seiring berjalannya waktu, benteng itu mengalami beberapa perkembangan pembangunan yang cukup pesat. Salah satunya adalah di tahun 1867 ketika Yogyakarta mengalami gempa bumi sehingga benteng memerlukan renovasi.

Setelah renovasi, Benteng Rustenburgh diganti nama menjadi Benteng Vredeburg yang artinya "perdamaian". Hal itu berlatar belakang dari hubungan antara Kasultanan Yogyakarta dengan Belanda waktu itu yang tidak saling menyerang. 

Tak hanya sebuah benteng, di Museum Benteng Vredeburg juga terdapat berbagai bangunan yang dulunya digunakan sebagai penjara, bangsal, gudang mesin, dan ruang penyimpanan lainnya. Juga terdapat parit yang dibangun mengelilingi bangunan benteng sebagai bentuk pertahanan.

  
Sejumlah wisatawan menikmati sejumlah diorama di Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta yang menjadi salah satu lokasi wisata andalan di Kota Yogyakarta selain Malioboro dan Keraton. ANTARA/Louis Rika


Dengan pertimbangan Benteng Vredeburg merupakan bangunan bersejarah yang sangat besar artinya, maka pada tahun 1981 bangunan tersebut ditetapkan oleh pemerintah sebagai bangunan cagar budaya.

Kemudian sejak tahun 1992 hingga saat ini, Benteng Vredeburg menjadi Museum Khusus Perjuangan Nasional dengan nama Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta.

Dalam Museum Benteng Vredeburg tersedia ratusan koleksi atau diorama yang bisa dilihat oleh pengunjung.

Di museum tersebut, wisatawan dapat melihat sejumlah diorama antara lain peristiwa periode Pangeran Diponegoro hingga masa pendudukan Jepang di Yogyakarta.

Kemudian, diorama peristiwa sejarah proklamasi kemerdekaan hingga dengan agresi militer Belanda di Indonesia, diorama peristiwa Penjanjian Renville hingga pengakuan kedaulatan Republik Indonesia Serikat, serta diorama peristiwa sejarah periode Negara Kesatuan Republik Indonesia hingga pada masa Orde Baru.

Museum Benteng Vredeburg buka pada Selasa hingga Minggu mulai pukul 07.30 - 16.00 WIB. Adapun tiket masuk sangat murah, yakni anak-anak Rp2.000, dewasa Rp3.000, dan turis asing Rp10.000.

Selain itu, di halaman depan Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta juga terdapat taman yang sangat pas untuk tempat bermain anak-anak. Suasananya yang rindang, taman tersebut juga nyaman sebagai tempat duduk bersantai melepas penat setelah berjalan menjelajahi museum.

  
Sejumlah wisatawan menikmati taman bermain di kawasan Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta yang menjadi salah satu lokasi wisata andalan di Kota Yogyakarta. ANTARA/Louis Rika


"Museumnya bagus, bersih, dan klasik. Walaupun museum, kita tidak bosan datang. Selain tambah wawasan juga bisa berfoto-foto," ujar seorang wisatawan asal Madiun, Dwi Kartiko.

Menjadi salah satu objek wisata edukasi serta sejarah yang populer di Yogyakarta, Museum Benteng Vredeburg telah dilengkapi dengan berbagai fasilitas memadai. Seperti, ruang audio visual, musala, warung makan, kafe, taman, dan toilet.

Jika sedang merencanakan berwisata ke Jogja, sempatkan berkunjung ke Museum Benteng Vredeburg. Keberadaannya yang tak jauh dari sejumlah komplek bangunan kuno di kawasan Titik Nol Yogyakarta, menjadikan museum benteng tersebut sangat seru dijelajahi.

Selain menambah pengetahuan tentang sejarah perjuangan nasional, salah satu aktivitas yang sayang dilewatkan di lokasi itu adalah berfoto-foto mengabadikan momen. 

Gaya arsitektur bangunannya yang klasik, sangat layak Instagram menjadi latar belakang foto paling favorit. Yuk, jalan-jalan ke Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta!

Pewarta: Louis Rika Stevani

Editor : Fiqih Arfani


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023