Kepala Kelompok Unit Prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Maritim Tanjung Perak Surabaya Ady Hermanto menyarankan para nelayan tak melakukan kegiatan melaut saat awan mulai gelap atau mendung.

"Apabila menemui awan gelap di tengah laut maka harus menunda aktivitas melautnya," ujarnya di Surabaya, Minggu.

Ia menyampaikan kondisi cuaca di wilayah bagian utara dan selatan Jawa Timur selama seminggu ke depan memiliki potensi diguyur hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi.

Selain itu, hujan juga disertai hembusan angin dengan kecepatan antara 15-30 knot, sekaligus berpotensi muncul gelombang laut setinggi 2-2,5 meter.

"Perairan Kangean Sapudi dan Perairan Selatan Jawa Timur dengan ketinggian gelombang mencapai dua meter untuk utara Jatim dan lebih dari 2,5 meter untuk perairan selatan Jawa Timur. Waktunya pada 11-17 Februari 2023," ucap dia.

Menurut dia, kondisi cuaca buruk yang sedang terjadi bisa berdampak pada keselamatan para nelayan.

"Kondisi itu tentu berpengaruh bagi perahu nelayan yang kapalnya berukuran kecil. Sedang pada jalur penyeberangan Kapal Ferry, jarak pandang juga berkurang," kata dia.

Sementara itu, ia juga menjelaskan bahwa kondisi cuaca buruk dipengaruhi adanya daerah konvergensi di sekitaran Laut Jawa.

"Konvergensi yang terjadi adalah berupa daerah pertemuan massa udara dari utara khatulistiwa dengan massa udara dari selatan khatulistiwa," ucap Ady.

Kemudian hal itu diperparah munculnya gelombang “rossby” dan “kelvin” di wilayah atmosfer.

"Pasokan uap air di atmosfer di perairan Jawa Timur masih cukup signifikan," tutur dia.

Pewarta: Hanif Nasrullah/Ananto Pradana

Editor : Fiqih Arfani


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023