Salah satu kelompok suporter Persebaya, Green Nord, merilis album kompilasi "The Sympohny of Reckless Days" berisi 10 lagu dari sejumlah band beragam genre, Sabtu.

"Lagu-lagu ini bedanya sama lagu yang lama lebih kekinian, lebih ke anak muda, alirannya banyak. Ada ska, hard core, genrenya kolektif. Folk juga ada, punk, rock and roll," kata Koordinator Mechandising Green Nord Arya Nugraha.

Sepuluh lagu yang mengisi album kompilasi "The Sympohny of Reckless Days", yakni "Bangunlah Jiwamu" dari Let's Go C'mon Baby, "Mars Untuk Pemenang" dari Plester-X, "Kapten" dari Kobe, "Ramah Kotaku" dari Debu Jalanan, dan "Surabaya Selamanya" dari Heavy Monster.

Kemudian, lagu "Satu Nyali Wani" dari Give Me Mona, "Kita Surabaya" dari Blingsatan, "Bola Jalanan" dari Monster Pengerat Wortel, "Dilarang Kalah" dari X60 Jaran, dan "A Hero City Rules" dari Wolfeet.

Ide pembuatan album kompilasi itu muncul usai dirinya mendengar salah satu podcast musik yang berhubungan dengan dunia sepak bola.

Podcast tersebut, kata dia, juga mencerminkan ide yang selama ini juga digagas oleh rekan sesama suporter.

"Podcast itu berkaitan dengan idenya Mas Oka, seingat saya Mas Oka dan Mas Dika sering bikin lagu, meskipun lewat voice note atau genjreng-genjreng, tetapi sekarang lagu itu sekarang jadi chant (nyayian) di stadion," ucapnya.

Pengerjaan album bertajuk "The Sympohny of Reckless Days" memakan waktu yang panjang, sebab proses pembuatan lirik, rekaman, hingga mixing lagu dilakukan secara bergantian antara satu band dengan band lainnya.

"Lama prosesnya karena, kami beri waktu untuk proses kreatif untuk mereka (band yang terlibat). Kemudian konfirmasi ulang ke mereka, rekaman satu bulan, proses pengiriman lirik dan lain-lain tiga sampai empat bulan," ujarnya.

Sementara, perwakilan band Let's Go C'mon Baby Anggi Koeswinanto mengaku pembuatan album tanpa melihat aspek perbedaan, baik dari sisi genre maupun eksistensi sebuah band.

"Kita jadi satu (mengerjakan album kompilasi). Karya di sini karya terbaru yang bertemakan "Surabaya, Persebaya, dan Sepak Bola"," kata Anggi.

Menurutnya, sepak bola dan musik memiliki kaitan erat. Dua hal itu tak bisa dipisahkan. Dia mengambil contoh dari dua klub kontestan Liga Inggris, yakni Manchester City dan Liverpool.

Masing-masing klub begitu dikaitkan dengan kultur musik yang berbeda, Manchester City dengan band aliran "Britpop", sedangkan Liverpool begitu erat dengan salah satu band yang memprakarsai revolusi di dunia musik, yakni The Beatles.

"Seperti kalau di Manchaster City ada Oasis, Liverpool dengan Beatles," ujarnya.

Di sisi lain, lagu garapan Let's Go C'mon Baby berjuduk "Bangunlah Jiwamu" terinspirasi dari nyanyian suporter saat Persebaya masih bermarkas di Stadion Gelora Sepuluh Nopember, Tambaksari. "Kalau inspirasi band saya dari Tambaksari dulu. Bahasanya Suroboyoan juga," ucapnya.

Anggi berharap 10 lagu yang masuk dalam album kompilasi "The Sympohny of Reckless Days" bisa diputar maupun dinyanyikan ketika pertandingan Persebaya, khususnya saat laga kandang.

"Ketika di stadion mengeluarkan karya dari band-band Surabaya. Inginnya seperti itu, ingin diterima seluruh masyarakat Surabaya dan nasional," katanya.

Pewarta: Hanif Nasrullah/Ananto Pradana

Editor : Fiqih Arfani


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023