Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) menegaskan, pengembangan kelapa genjah nasional merupakan program atas arahan Presiden Jokowi guna memperkuat perekonomian nasional dan masyarakat dalam menghadapi ancaman krisis pangan dunia.

"Program ini diharapkan dapat membangun kembali Indonesia sebagai negara nyiur melambai. Manfaat kelapa genjah banyak sekali bagi pertumbuhan ekonomi masyarakat. Buah 182 butir per tahun, yang dapat dijadikan kelapa segar, santan, minyak, gula semut, dan tempurungnya dapat dijadikan arang untuk ekspor. Oleh karena itu, hilirisasi komoditas kelapa ke depannya menjadi agenda utama," katanya di Kediri, Jawa Timur, Kamis.

Mentan saat hadir dalam acara penanaman kelapa genjah di Desa Kanyoran, Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri, tersebut menegaskan sesuai komitmen bersama, pengembangan pertanian di Kediri ke depan seluas 1.000 hektare yang terdiri dari komoditas perkebunan, tanaman pangan, peternakan dan hortikultura.

Hal ini guna mengakselerasi pertumbuhan sektor pertanian Kabupaten Kediri sebagai bantalan ekonomi guna menghadapi situasi krisis pangan global.

Dirjen Perkebunan Kementerian Pertanian Andi Nur Alam Syah menambahkan luas areal kelapa eksisting di Kabupaten Kediri 6.331 hektare dan pengembangan kelapa genjah seluas 219 hektare sebanyak 24.090 batang meliputi 60 persen di lahan pekarangan seluas 131,4 ha dan 40 persen di kawasan seluas 87,6 ha.

Pengembangan kelapa genjah di Kediri, kata dia, berbasis integrasi yakni kelapa-jagung dan kelapa-kambing. Dalam peningkatan nilai tambah dan daya saing, pengembangan kelapa genjah dilakukan penanganan pascapanen dan pengolahan hasil yang menghasilkan minuman segar dan gula semut.

"Untuk pengembangan perkebunan di Kabupaten Kediri, Kementan bersama pemerintah daerah Kediri membangun nursery perkebunan yang memproduksi tidak hanya bibit kelapa tapi semua komoditas perkebunan. Pengembangan Kelapa Genjah seluas 219 hektar atau 24.090 batang, sudah dimulai sejak tahun 2022 seluas 119 hektar dan pada tahun 2023 ini seluas 100 hektar," ujarnya.

Andi menjelaskan pengembangan secara klaster Perkebunan dan Tanaman Pangan (integrasi kelapa dengan jagung) dengan target 48 hektare, klaster kelapa-peternakan (Kelapa dengan kambing) yang berada di pekarangan. Hal ini untuk mendorong petani/pekebun saat menunggu kelapa berbuah pada umur tiga tahun, petani/ pekebun mendapatkan penghasilan lain dari tanaman pangan yaitu jagung atau dari ternak kambing.

"Kegiatan ini bertujuan untuk ketahanan pangan dalam menghadapi krisis pangan dan menuju kemandirian pangan serta mengembalikan kejayaan Indonesia pada masa lalu yaitu Nyiur Melambai dengan Pohon Kelapa. Dan diharapkan output di masyarakat yaitu gula semut, kelapa segar sehingga dapat meningkatkan pendapatan masyarakat," kata dia.

Sementara itu, Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana memberikan apresiasi kepada Menteri Pertanian SYL yang begitu besar perhatiannya pada pembangunan pertanian Kabupaten Kediri, termasuk pada Maret mendatang akan kembali datang mengecek perkembangannya budi daya kelapa di kabupaten ini.

"Pak Menteri Pertanian adalah menteri yang luar biasa. Mengapa? ini pengalaman saya keliling datang ke berbagai menteri dan dirjen, tapi bantuannya belum tentu turun. Saya belum pernah datang ke Pak Menteri Pertanian, tapi bantuannya yang turun sangat banyak dan cepat. Mulai dari program korporasi sapi, bantuan kelapa genjah 22 ribu batang dan termasuk kopi," kata Bupati.

Pada kegiatan ini, Mentan SYL dan Bupati Kediri melakukan pertemuan dengan 200 petani/ pekebun milenial. Kementan juga memberikan bantuan kepada Pemerintah Kabupaten Kediri berupa bibit dan mesin pengolahan komoditas perkebunan.

Sementara itu, pengembangan kelapa genjah di tahun 2023 sampai 2024 sebanyak 10 juta sampai 20 juta batang. Untuk luas areal kelapa eksisting di Kabupaten Kediri 6.331 hektare dan pengembangan kelapa genjah seluas 219 hektare, sebanyak 24.090 batang meliputi 60 persen di lahan pekarangan seluas 131,4 hektare dan 40 persen di kawasan seluas 87,6 hektare.
 

Pewarta: Asmaul Chusna

Editor : Abdullah Rifai


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023