Manajer Persebaya Yahya Alkatiri memberi tanggapan terkait kekecewaan Pelatih Tim Nasional Indonesia Shin Tae-yong terkait keputusan Marselino Ferdinan untuk melanjutkan karir di klub Liga 2 Belgia KMSK Deinze.

"Jadi gini, ini yang harus diluruskan oleh semuanya, Marsel itu adalah milik Persebaya, bukan punya STY (Shin Tae-yong -red) bukan punya Timnas atau punya PSSI, dia itu miliknya Persebaya, jadi kalau dia ke luar negeri hubungannya klub dengan klub tidak ada urusan dengan STY atau siapapun," ujarnya dalam keterangannya yang diterima di Surabaya, Kamis.

Menurut dia, jika Marselino tidak mendapat ijin dari Persebaya dia tidak akan bisa berangkat ke Belgia namun saat ini manajemen telah mengijinkannya.

"Kalau sudah dapat izin ya sudah selesai, ini yang kita sering terjebak di sini, dikira seolah olah STY yang itu, sebelum ada STY, Marsel itu sudah bersinar di Persebaya, itu yang harus tahu," ucapnya.

Marselino, lanjutnya, sudah bermain di EPA sejak umur 14 tahun dan semua pembinaan dilakukan di Persebaya melalui sistem kompetisi bukan melalui training center (TC) jangka panjang, oleh karena itu cepat untuk berkembang.

"Menurut kami, TC jangka panjang ini harus dievaluasi total, kita sudah berapa tahun TC jangka panjang, tapi prestasi yang paling maksimal dimiliki timnas hanya saat tahun 1991," katanya.

Menurut mantan manajer EPA Persebaya tersebut, pemain yang matang di TC jangka panjang, tidak akan sematang yang bermain di kompetisi.

"Contohnya Persebaya, kenapa banyak pemain muda yang cepat naik, karena pemain pemain ini digemblengnya di kompetisi internal yang itu banyak yang di klub lain tidak ada," ujar Yahya.

Jadi, menurut dia, jika dirinya mendapat problem terkait pemanggilan pemain maka akan memperhitungkannya dari segi menit bermain di tim senior klub.

"Menurut pandangan saya jika pemain belum mendapat menit bermain di tim senior klub tidak apa-apa dilepas, tetapi jika mendapat menit bermain janganlah, karena lebih baik dia matang di kompetisi," ucap mantan manajer Persik Kediri tersebut.

Oleh karena itu, jika ada tanggapan bahwa klub yang tidak melepas pemainnya bermain di timnas tidak mendukung negara, dirinya menegaskan hal tersebut salah, justru dirinya menilai pembodohan-pembodohan TC jangka panjang yang harus diberantas.

"Ayo bertemu dengan klub diskusi, Shin Tae-yong juga tau kok TC jangka panjang itu tidak efektif, tidak ada yang matang saat TC jangka panjang itu tidak ada, di seluruh dunia pun sudah meninggalkan cara-cara tersebut, dan itu melanggar peraturan terkait pemanggilan pemain di FIFA," ujarnya.

Sebelumnya, Pelatih tim nasional U-20 Indonesia Shin Tae-yong merasa kecewa dengan keputusan Marselino untuk hijrah ke Belgia tanpa memberi tahu apapun kepada dirinya selaku pelatih timnas Indonesia.

Selain Marselino, pemain andalan timnas U-20 lainnya Ronaldo Kwateh juga masih di luar negeri, tepatnya Turki, untuk menjajaki kemungkinan melanjutkan karier dengan klub negara tersebut.

“Sejak beberapa waktu lalu saya memang sengaja menurunkan Marselino dan Ronaldo di timnas U-23 dan senior. Semua itu karena saya ingin membuat tim inti untuk skuad Piala Dunia U-20. Namun, mereka pergi tanpa berdiskusi dengan pelatih kepala timnas Indonesia, yaitu saya dan PSSI,” kata Shin.

Pewarta: Naufal Ammar Imaduddin

Editor : Fiqih Arfani


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023