Sebanyak 41 siswi SMA Labschool Unesa 1 mengikuti pelatihan karir dunia sepak bola yang digelar Asosiasi Sepak Bola Wanita Indonesia (ASBWI) di Surabaya, Kamis.
"Workshop karir tidak hanya soal menjadi pemain. Jadi kami jelaskan banyak karir di dunia sepak bola yang di luar sebagai pemain," kata Komite Eksekutif ASBWI, Zulkarnaen, di sela pelatihan.
Dia menyebut ASBWI menjadi wadah bagi para calon maupun pesepak bola profesional wanita di Tanah Air.
Hanya, pihaknya tak mau menutup mata bagi para anak-anak perempuan yang ingin terjun di balik layar kompetisi.
"Yang ingin jadi pemain muaranya di timnas. Kalau tidak ke timnas mereka bisa berkarir di klub. Sedangkan, yang tidak terjun di lapangan mereka bisa berkarir, seperti jadi dokter, fisioterapis, atau psikolog di klub," ujarnya.
Oleh karenanya, pelatihan soal karir di dunia "kulit bundar" digelar untuk memberikan gambaran para pelajar wanita tentang beragam profesi yang bisa digeluti.
Sementara itu, salah seorang pemateri Djiwa Herlando Poetra berharap penjelasan yang diberikannya bisa membuka jalan bagi masa depan para peserta klinik pembinaan.
"Harapan saya mereka bisa suka sama sepak bola. Kan tidak cuma jadi pemain, pekerjaan di dunia bola banyak," ucapnya.
Salah seorang peserta pelatihan, Kezia Gracewhita Gina Anthony, mengaku sudah sejak kecil tertarik dunia sepak bola lantaran suka dengan euforia yang ditawarkan.
"Ada rasa tertarik. Sepak bola itu keren, bisa bawa bola lari dari belakang ke depan, merebut bola dari lawan dan kalau selebrasi itu ramai sekali penontonnya," kata pelajar kelas X tersebut.
Grace juga mengaku orang tuanya selalu mendukung pilihan yang diambil, asalkan memiliki dampak baik bagi masa depannya.
"Sudah pernah bilang kalau sepak bola keren, terus mama beri izin dan tidak apa-apa kalau mau main," ucap siswi 15 tahun tuturnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023
"Workshop karir tidak hanya soal menjadi pemain. Jadi kami jelaskan banyak karir di dunia sepak bola yang di luar sebagai pemain," kata Komite Eksekutif ASBWI, Zulkarnaen, di sela pelatihan.
Dia menyebut ASBWI menjadi wadah bagi para calon maupun pesepak bola profesional wanita di Tanah Air.
Hanya, pihaknya tak mau menutup mata bagi para anak-anak perempuan yang ingin terjun di balik layar kompetisi.
"Yang ingin jadi pemain muaranya di timnas. Kalau tidak ke timnas mereka bisa berkarir di klub. Sedangkan, yang tidak terjun di lapangan mereka bisa berkarir, seperti jadi dokter, fisioterapis, atau psikolog di klub," ujarnya.
Oleh karenanya, pelatihan soal karir di dunia "kulit bundar" digelar untuk memberikan gambaran para pelajar wanita tentang beragam profesi yang bisa digeluti.
Sementara itu, salah seorang pemateri Djiwa Herlando Poetra berharap penjelasan yang diberikannya bisa membuka jalan bagi masa depan para peserta klinik pembinaan.
"Harapan saya mereka bisa suka sama sepak bola. Kan tidak cuma jadi pemain, pekerjaan di dunia bola banyak," ucapnya.
Salah seorang peserta pelatihan, Kezia Gracewhita Gina Anthony, mengaku sudah sejak kecil tertarik dunia sepak bola lantaran suka dengan euforia yang ditawarkan.
"Ada rasa tertarik. Sepak bola itu keren, bisa bawa bola lari dari belakang ke depan, merebut bola dari lawan dan kalau selebrasi itu ramai sekali penontonnya," kata pelajar kelas X tersebut.
Grace juga mengaku orang tuanya selalu mendukung pilihan yang diambil, asalkan memiliki dampak baik bagi masa depannya.
"Sudah pernah bilang kalau sepak bola keren, terus mama beri izin dan tidak apa-apa kalau mau main," ucap siswi 15 tahun tuturnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023