Madiun - Lokalisasi Wisma Wanita Harapan Gude yang berada di Desa Teguhan, Kecamatan Jiwan, Kabupaten Madiun, Jatim, resmi ditutup sementara, untuk menghormati pelaksanaan bulan Ramadhan. Sekretaris Dinas Sosial, Kabupaten Madiun, Siti Nur Rochayati, Rabu, mengatakan, untuk penutupan Lokalisasi Wisma Wanita Gude, pihaknya telah bekerja sama dengan instasi terkait, salah satunya adalah Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) setempat. "Pemulangan penghuni Lokalisasi Gude sudah kami koordinasikan dengan petugas Satpol PP Kabupaten Madiun. Mulai tanggal 26 Juli hingga 10 Setember mendatang, Lokalisasi Wisma Wanita Harapan Gude resmi ditutup sementara selama bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri," ujar Siti. Menurut dia, sebelum dilakukan penutupan, pihaknya terlabih dahulu melakukan sosialisasi kepada seluruh penghuni, agar tidak ada pihaknya yang dirugikan. Dan mereka cukup memahami hal tersebut. "Jika ada yang melanggar dan tetap praktik, tentu saja akan ditindak tegas. Urusan penindakan merupakan tugas dari Satpol PP setempat," kata Siti. Kepala Seksi Pentertiban dan Keamanan Satpol PP Kabupaten Madiun, Tony Agus Purwanto, mengatakan, pihaknya akan memantau guna memastikan lokalisasi setempat tidak melanggar peraturan. "Kami akan melakukan patroli teratur guna memastikan lokalisasi setempat mematuhi peraturan yang berlaku selama bulan Ramadhan dan lebaran," kata Tony. Menurut dia, selain lokalisasi Gude yang diharuskan menghentikan aktivitasnya selama bulan Ramadhan, sejumlah tempat hiburan malam serta panti-panti pijat yang tersebar di wilayah Kabupaten Madiun, juga harus tutup. Selain itu, pihaknya juga akan memantau tempat-tempat yang ditengarai menjadi ajang prostitusi. Tempat-tempat yang ditengarai menjadi ajang prostitusi antara lain warung remang-remang di sepanjang jalan Madiun-Ponorogo tepatnya di Desa Bathil, Kecamatan Dolopo, warung remang-remang di Desa Jatisari, Kecamatan Geger serta beberapa warung yang berada di sepanjang jalur Madiun-Nganjuk. Kepala Keamanan lokalisasi setempat, Tohirin, mengatakan, kebijakan penutupan lokalisasi selama bulan puasa merupakan kebijakan pemerintah daerah setempat yang dilakukan tiap tahun. "Harapannya selama bulan puasa ini "anak-anak" menghormati bulan puasa. Tidak boleh satu pun yang masih tinggal di lokalisasi. Nanti akan kami pantau bersama Satpol PP setempat," ucap Tohirin. Tohirin menambahkan, pihaknya tidak akan mengizinkan PSK lama datang dengan membawa PSK baru di tempatnya atau PSK baru yang datang sendiri. Jika ada pendatang baru, maka akan ditolak. Setelah lebaran biasanya akan dilakukan pendataan ulang oleh petugas. Berdasarkan catatan dari Dinas Sosial setempat, jumlah PSK yang saat ini menghuni Lokalisasi Wisma wanita Harapan Gude, mencapai 76 PSK dan 25 ibu asuh atau germo. Para PSK ini berasal dari 16 kabupaten dan kota di Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, dan luar Pulau Jawa.

Pewarta:

Editor : FAROCHA


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011