Dinas Kesehatan (Dinkes) Bangkalan, Jawa Timur, mengirim sampel spesimen 13 balita yang diduga terpapar campak ke Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK) Provinsi Jawa Timur.

Menurut Kepala Dinkes Bangkalan Sudiyo di Bangkalan, Jawa Timur, Jumat, ke 13 balita yang diduga suspek campak itu berdasarkan hasil pelacakan yang dilakukan tim di sejumlah kecamatan di Kabupaten Bangkalan.

"Di antaranya di Kecamatan Sepuluh, Tanjung Bumi, Tanah Merah, Arosbaya dan Kecamatan Galis," kata Sudiyo menjelaskan.

Sebelumnya Dinkes Jatim merilis, Kabupaten Bangkalan termasuk salah satu kabupaten di Jawa Timur dengan kasus campak tinggi bersama tiga kabupaten lain di Pulau Madura, yakni Sampang, Pamekasan dan Kabupaten Sumenep.

Total jumlah kasus campak di Madura mencapai 150 kasus dengan rincian, Kabupaten Sampang 57 kasus, Kabupaten Sumenep 55 kasus, Kabupaten Pamekasan 25 kasus, dan Bangkalan 13 kasus.

Penyebabnya karena banyak balita yang tidak diimunisasi lengkap, saat pandemi COVID-19 berlangsung.

"Karena itu, Dinkes Bangkalan langsung menetapkan sebagai kejadian luar biasa dalam kasus campak ini. Kami langsung bergerak cepat melakukan pelacakan dengan mendatangi secara langsung rumah-rumah warga yang memiliki balita," katanya.

Kepala Dinkes Bangkalan Sudiyo menjelaskan berdasarkan laporan tim lapangan, sebenarnya balita yang diduga suspek campak itu semuanya 39 orang. Akan tetapi dari jumlah itu, yang bersedia diambil spesimen hanya 13 orang.

"Sehingga spesimen sampel yang dikirim ke Dinkes Jatim hanya 13 orang itu," katanya.

Sudiyo lebih lanjut menjelaskan gejala yang dialami balita yang terserang penyakit campak, seperti mengalami panas tinggi dan timbul bintik merah di tubuh penderita dan demam tidak turun selama beberapa hari.*

Pewarta: Abd Aziz

Editor : Abdullah Rifai


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023