Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Madiun memastikan pasokan dan stok bahan pangan, terutama beras di wilayah setempat terpantau aman meski terjadi kenaikan harga.

"Untuk pasokan secara keseluruhan aman dan relatif stabil," ujar Kepala Bidang Ketahanan Pangan DKPP Kota Madiun Sumini di Madiun, Jumat.

Menurut dia, tim dari DKPP Kota Madiun secara berkala melakukan pemantauan pasokan bahan makanan di sejumlah pasar tradisional. Seperti Pasar Besar Madiun (PBM), Pasar Sleko, dan Pasar Srijaya.

Sesuai pemantauan, kenaikan signifikan terjadi pada komoditas beras hingga memicu terjadinya inflasi di Kota Madiun pada Januari dengan laju 0,35 persen.

Untuk beras kualitas medium seperti IR 64 naik hingga mencapai Rp12.000 per kilogram dari sebelumnya di kisaran Rp9.500 hingga Rp10.000 per kilogram.

Sedangkan beras kualitas premium, naik dari sebelumnya kisaran Rp11.500 hingga Rp12.000 per kilogram menjadi Rp13.000 per kilogram.

Lebih lanjut Sumini mengatakan, untuk kebutuhan pokok seperti beras, produksi di Kota Madiun diperkirakan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat sebesar 50 persen. Sisanya, untuk memenuhi kebutuhan, Kota Madiun mendapat pasokan dari luar daerah. Seperti Kabupaten Madiun dan Ngawi.

Untuk pedagang grosir, rata-rata mendapat pasokan sebanyak 2-3 kuintal per hari. Sedangkan pedagang eceran 66 kilogram.

Guna menurunkan harga beras dan menekan inflasi, Pemkot Madiun melalui Dinas Perdagangan melakukan program Warung Tekan Inflasi (Wartek) di sejumlah titik.

Melalui Wartek, Pemkot Madiun bekerja sama dengan sejumlah lembaga seperti Bulog menyediakan bahan pangan yang dijual lebih murah dari harga pasar.

Pewarta: Louis Rika Stevani

Editor : Fiqih Arfani


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023