Kanselir Jerman Olaf Scholz mengumumkan kemitraan komoditas baru yang diperluas dengan Chile pada Minggu (29/1/2023) selama tur ke Amerika Selatan yang diharapkan Berlin akan membantu mengamankan lebih banyak akses ke mineral penting yang menjadi kunci transisi ke ekonomi hijau.

Perekonomian terbesar Eropa telah tertinggal dalam perlombaan untuk mineral penting, sebagian karena ketidaksukaan terhadap bisnis pertambangan yang kotor serta kepercayaan pada pasar terbuka, kata pejabat pemerintah Jerman.

Hal itu menyebabkan ketergantungan pada China yang telah berinvestasi secara luas di sektor pertambangan di Amerika Selatan yang kaya sumber daya dan dalam pemrosesan komoditas.

Namun sekarang melonjaknya permintaan akan mineral penting dan masalah geopolitik memicu dorongan untuk mengamankan dan mendiversifikasi pasokan dengan lebih baik, misalnya melalui perjanjian offtake, kepemilikan di tambang, atau mungkin pembentukan kapasitas pemrosesan Jerman sendiri.

Jerman, dengan industri otomotifnya yang kuat, sangat berhati-hati dalam mengamankan lebih banyak litium, logam ultra-ringan penting untuk membuat baterai kendaraan listrik. Argentina dan Chile duduk di atas "segitiga litium" Amerika Selatan yang menyimpan harta logam baterai ultra-ringan terbesar di dunia.

Baca juga: Dampak truk angkutan tambang, warga Tulungagung keluhkan jalan rusak

Perjanjian baru Jerman-Chile, yang menggantikan kemitraan yang telah berlangsung puluhan tahun, bertujuan untuk mengintensifkan kerja sama di sektor tersebut, misalnya melalui forum bilateral tahunan dan instrumen negara untuk meningkatkan perdagangan seperti jaminan investasi.

Mengingat masalah lingkungan, tenaga kerja dan sosial terkait pertambangan - yang telah memicu kemarahan dan menggagalkan proyek di sektor tersebut - standar tinggi Jerman menjadikannya mitra yang ideal, kata Scholz.

"Kami ingin membantu Chile menuju sektor pertambangan yang berkelanjutan," kata Scholz dalam konferensi pers dengan rekannya dari Chile di Santiago de Chile pada putaran kedua turnya.

Undang-undang baru yang mulai berlaku tahun ini, misalnya, menegaskan bahwa standar tinggi diterapkan di seluruh rantai pasokan perusahaan. Jerman juga ingin memastikan pertambangan menghasilkan lebih banyak pekerjaan di negara sumber, kata Scholz.

"Ada ungkapan ini - ekstraktivisme - bahwa semuanya diambil begitu saja dari bumi. Tapi itu bukan hal yang baik, ketika hanya itu yang terjadi," kata Scholz.

"Pertanyaannya adalah: tidak bisakah kita memastikan bahwa putaran pertama pemrosesan, yang menghasilkan ratusan bahkan ribuan pekerjaan, dapat dilakukan di negara (sumber)? Itu juga akan menghemat banyak transportasi."

Usaha patungan litium Bolivia-Jerman yang ditandatangani pada 2018 runtuh dua tahun kemudian di tengah gejolak politik domestik.

Pewarta: Apep Suhendar

Editor : Taufik


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023