Pemerintah Kota Kediri, Provinsi Jawa Timur (Jatim) bersinergi dengan Pengurus Cabang (PC) Muslimat NU Kota Kediri dalam mengatasi masalah stunting di kota ini.
“Dari Muslimat NU selama ini bekerja sama dengan pemerintah daerah khususnya program pemberantasan stunting, karena beliau juga kader di desa,” kata Kepala Bagian Keuangan Pemda Kediri Ahmad Jainudin di Kediri, Ahad.
Diitemui dalam rapat kerja PC Muslimat NU Cabang Kediri, ia mengatakan, partisipasi Muslimat NU tentu sangat bermanfaat. Mereka membantu para kader kesehatan di desa agar harapan masa depan stunting di kota ini bisa teratasi.
“Muslimat bersama kami bersinergi, dengan sosialisasi, membantu kelancaran kegiatan, juga di desa. Untuk saat ini dari pemerintah daerah fokus pemberantasan stunting,” ujarnya.
Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, prevalensi stunting di Kota Kediri tahun 2022 sebesar 14,3 persen. Sedangkan target penurunan stunting nasional tahun 2024 sebesar 14 persen berdasarkan Perpres No 72 Tahun 2021.
DPRD Kota Kediri menargetkan prevalensi stunting turun menjadi 11,48 persen dalam penanganan stunting.
Sebaran kasus stunting di Kota Kediri didominasi oleh Kecamatan Kota sebesar 37 persen (321 balita pendek), diikuti Kecamatan Pesantren sebesar 35 persen (303 balita pendek), dan Kabupaten Mojoroto sebesar 28 persen (240 balita pendek).
Pemkot juga aktif melakukan koordinasi percepatan penurunan stunting baik dengan OPD maupun kerjasama dengan organisasi masyarakat.
Sementara itu, Ketua PC Muslimat NU Kediri Kota Kediri Nurul Latifah mengatakan, pihaknya bekerjasama dengan pemerintah daerah dalam berbagai program.
“Kami bekerja sama dengan banyak departemen, misalnya departemen koperasi, departemen kesehatan, departemen sosial. Muslimat NU adalah organisasi sosial, jadi tugas kami di bidang sosial dan keagamaan,” katanya.
Pihaknya bersyukur bisa menggelar rapat kerja cabang ini untuk pertama kalinya, setelah dilantik pada Oktober 2022 lalu.
Meski baru tiga bulan bekerja dan ditinggal almarhum Ning Lik (Lilik Muhibbah), mantan Ketua Muslimat NU Kota Kediri sekaligus Wakil Walikota Kota Kediri, para pengelolanya juga sangat mandiri.
“Alhamdulillah Muslimat NU Kota Kediri ditinggal Ning Lik, kemandiriannya bisa ditonjolkan. Kami sangat bersyukur bisa menyelenggarakan raker cabang ini untuk pertama kalinya dalam suasana seperti ini. Muslimat NU juga membawahi PAUD, TK, RA dan ini sebagai bentuk kemandirian," demikian Nurul Latifah.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023
“Dari Muslimat NU selama ini bekerja sama dengan pemerintah daerah khususnya program pemberantasan stunting, karena beliau juga kader di desa,” kata Kepala Bagian Keuangan Pemda Kediri Ahmad Jainudin di Kediri, Ahad.
Diitemui dalam rapat kerja PC Muslimat NU Cabang Kediri, ia mengatakan, partisipasi Muslimat NU tentu sangat bermanfaat. Mereka membantu para kader kesehatan di desa agar harapan masa depan stunting di kota ini bisa teratasi.
“Muslimat bersama kami bersinergi, dengan sosialisasi, membantu kelancaran kegiatan, juga di desa. Untuk saat ini dari pemerintah daerah fokus pemberantasan stunting,” ujarnya.
Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, prevalensi stunting di Kota Kediri tahun 2022 sebesar 14,3 persen. Sedangkan target penurunan stunting nasional tahun 2024 sebesar 14 persen berdasarkan Perpres No 72 Tahun 2021.
DPRD Kota Kediri menargetkan prevalensi stunting turun menjadi 11,48 persen dalam penanganan stunting.
Sebaran kasus stunting di Kota Kediri didominasi oleh Kecamatan Kota sebesar 37 persen (321 balita pendek), diikuti Kecamatan Pesantren sebesar 35 persen (303 balita pendek), dan Kabupaten Mojoroto sebesar 28 persen (240 balita pendek).
Pemkot juga aktif melakukan koordinasi percepatan penurunan stunting baik dengan OPD maupun kerjasama dengan organisasi masyarakat.
Sementara itu, Ketua PC Muslimat NU Kediri Kota Kediri Nurul Latifah mengatakan, pihaknya bekerjasama dengan pemerintah daerah dalam berbagai program.
“Kami bekerja sama dengan banyak departemen, misalnya departemen koperasi, departemen kesehatan, departemen sosial. Muslimat NU adalah organisasi sosial, jadi tugas kami di bidang sosial dan keagamaan,” katanya.
Pihaknya bersyukur bisa menggelar rapat kerja cabang ini untuk pertama kalinya, setelah dilantik pada Oktober 2022 lalu.
Meski baru tiga bulan bekerja dan ditinggal almarhum Ning Lik (Lilik Muhibbah), mantan Ketua Muslimat NU Kota Kediri sekaligus Wakil Walikota Kota Kediri, para pengelolanya juga sangat mandiri.
“Alhamdulillah Muslimat NU Kota Kediri ditinggal Ning Lik, kemandiriannya bisa ditonjolkan. Kami sangat bersyukur bisa menyelenggarakan raker cabang ini untuk pertama kalinya dalam suasana seperti ini. Muslimat NU juga membawahi PAUD, TK, RA dan ini sebagai bentuk kemandirian," demikian Nurul Latifah.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023