Pemerintah Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur berkomitmen untuk menurunkan angka stunting di daerah itu hingga nol persen menyusul keberhasilan mengurangi angka stunting cukup signifikan, dari 27,4 persen atau sebanyak 25.806 anak di tahun 2021 menjadi 11,6 persen di tahun 2022.
Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati di Mojokerto, Kamis, mengatakan pihaknya mengucapkan terima kasih dan mengapresiasi semua pihak yang telah berkontribusi dalam menurunkan angka stunting di Kabupaten Mojokerto hingga mencapai 11,6 persen sesuai hasil survei Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022.
Ia akan terus berkomitmen melakukan terobosan program untuk menuju Kabupaten Mojokerto nihil stunting.
"Terima kasih banyak untuk semua pemangku kepentingan yang berhasil menurunkan angka stunting. Harapannya nanti bisa mengentaskan kasus stunting di Kabupaten Mojokerto hingga nol persen," ucapnya.Bupati Ikfina mengatakan percepatan penurunan stunting menjadi perhatian khusus yang dilakukan Pemkab Mojokerto.
Menurut dia, berbagai program dan inovasi telah dilakukan oleh tim percepatan penurunan stunting agar semua anak di Bumi Majapahit tumbuh dan berkembang optimal dan mempunyai kecerdasan, sehingga siap menghadapi masa depan.
Beberapa inovasi program percepatan penurunan stunting itu, di antaranya inovasi Kampanye Minum Tablet Tambah Darah bagi remaja putri (Jumat Ceria), Calon Pengantin Bermasa Depan Emas (Caping Mas), Inovasi Mantau Menu Gizi Ibu Hamil dan Balita (Mami Mita), dan inovasi Layanan Terpadu Pranikah (Laduni).
Selain itu, juga menyiapkan dua aplikasi, yaitu Aplikasi e-stunting dan aplikasi Si Penting untuk mendukung kinerja tim percepatan penurunan stunting (TPPS).
Aplikasi e-stunting ini merupakan aplikasi yang dibangun untuk menyediakan data keluarga berisiko stunting di Kabupaten Mojokerto.
Dalam aplikasi tersebut, juga dapat dipantau bentuk pendampingan atau perlakuan yang telah dilakukan organisasi perangkat daerah (OPD) terkait dalam ikut mengatasi stunting sesuai indikator yang ditentukan.
Dalam aplikasi tersebut, juga dapat dipantau bentuk pendampingan atau perlakuan yang telah dilakukan organisasi perangkat daerah (OPD) terkait dalam ikut mengatasi stunting sesuai indikator yang ditentukan.
Sementara 'Si Penting" merupakan aplikasi pendukung yang terintegrasi dengan e-stunting yang merupakan aplikasi survei pendataan terhadap panjang badan bayi, BB, lingkar kepala, dan visus.
"Ini semua adalah wujud komitmen kita, yang selaras dengan amanat Presiden RI Joko Widodo yang meminta pemerintah daerah memberikan penanganan stunting yang lebih baik," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023