Dua tahun terakhir jumlah umat Islam, di Indonesia khususnya, yang melakukan ibadah umrah meningkat drastis, bahkan tiap tahunnya jumlahnya diperkirakan melebihi atau sama dengan kuota jamaah haji, yakni sekitar 200 ribu orang.
“Sampai awal Juli 2011, jumlah jamaah umrah sudah mencapai 140 ribu,” kata H Marwan, salah seorang pengelola perjalanan ibadah haji dan umrah di Jakarta.
Jumlah jamaah yang berangkat umrah semakin meningkat menjelang bulan Ramadhan dibandingkan dengan bulan-bulan lainnya. Bahkan, biaya yang dikenakan pada setiap jamaah lebih mahal dibandingkan pada kondisi normal mengingat adanya kenaikan tarif hotel dan tiket pesawat.
Namun tingginya biaya umrah di bulan Ramadhan nampaknya tidak menyusutkan jumlah jamaah yang berangkat. Bahkan beberapa perusahaan biro perjalanan menyebutkan ada kenaikan 100 persen untuk jumlah jamaah yang menjalankan ibadah umrah di bulan Ramadhan.
Beberapa kalangan menyebutkan faktor meningkatnya jumlah jamaah umrah akibat menumpuknya calon jamaah haji yang harus mematuhi kuota dari Negara Saudi Arabia, sehingga harus menunggu giliran antara delapan sampai sepuluh tahun ke depan. Untuk itu, sebagian masyarakat memilih melakukan ibadah umrah dengan melakukan beberapa ritual ibadah tawaf dan sa'i di Masjidil Haram.
Tingginya animo masyarakat melakukan wisata religi atau napak tilas yang pernah dilakukan Rasulallah Muhammad SAW itu menunjukkan betapa tinggi tingkat religiositas masyarakat Indonesia. Bahkan di Negeri Minyak itu, jumlah jamaah Indonesia, baik yang melakukan ibadah haji maupun umrah, dikenal paling banyak dibandingkan dari negara-negara lain. Untuk musim haji, Indonesia menduduki pertama terbanyak dengan jumlah di atas 220 ribu orang, sedangkan posisi kedua diduduki oleh Turki dengan jumlah sekitar 50 ribuan.
Saat shalat rawatib di Majidil Haram Mekkah maupun Masjid Nabawi Madinah, orang asing langsung mengenali jamaah Indonesia dari peci hitam dan mukenah putih, pakaian yang dikenakan saat shalat.
Jamaah Indonesia juga dikenal tidak pernah melangkahi atau mendesak jamaah dari negara lain untuk mendapatkan tempat shalat. Mereka sangat tertib dan patuh aturan. Bahkan di beberapa pusat belanja, masyarakat Indonesia dikenal sangat royal membelanjakan riyalnya, sehingga tidak segan para pedagang menawarkan dagangannya dengan meneriakkan kalimat. "Indonesia…ini murah".
Namun, sangat disayangkan bila di Saudi Arabia, orang Indonesia begitu terkenal karena mendominasi jumlah jamaah, bila tidak diimbangi dengan perilaku patuh pada ajaran agama di kalangan masyarakat dalam negeri. Apalagi akhir-akhir ini di dalam negeri pemberitaan terkait kebobrokan moral para politisi maupun petinggi-petinggi di Indonesia santer yang ditayangkan di media massa hampir setiap hari, jam bahkan menit.
Mungkin di antara mereka yang ditayangkan di media massa itu juga sudah pernah melakukan ibadah haji atau umrah. Terus buat apa mereka melakukan perjalanan ritual mengikuti jejak nabi kalau tindakan dan perilakunya tidak mengikuti Beliau?
Mumpung masih ada kesempatan sepekan lagi bulan Ramadhan tiba, untuk itu mungkin ada baiknya segera memohon ampunan untuk tidak mengulang lagi perbuatan yang tercela itu.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011