Pemerintah Kota Surabaya menyatakan bahwa kesadaran masyarakat setempat untuk melaporkan kejadian atau peristiwa ke layanan Command Center 112 semakin tumbuh.
"Masyarakat sekarang lebih sadar untuk melaporkan kejadian ke Command Center 112 dan ada kecenderungan angka kebakaran menurun dibanding angka penyelamatan," kata Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Kota Surabaya Dedik Irianto di Surabaya, Jumat.
Dedik menjelaskan pada tahun 2021, penanganan kebakaran yang dilakukan DPKP Surabaya sebanyak 644 peristiwa. Sedangkan di tahun 2022, penanganan kebakaran turun menjadi 614 kejadian.
Hal tersebut, kata dia, berbanding terbalik dengan angka penyelamatan atau rescue yang justru meningkat tajam di tahun 2022, yang pada tahun 2021, DPKP Surabaya melakukan evakuasi terhadap 655 kejadian dan meningkat pada tahun 2022 menjadi 1.400 kejadian.
"Kejadian evakuasi peningkatannya 100 persen lebih. Ini menandakan tingkat kesadaran masyarakat terkait Command Center 112 terus tumbuh," ujar dia.
Selain lebih sadar terhadap layanan Command Center 112, lanjut dia, respons warga terhadap peristiwa kebakaran juga meningkat. Data DPKP Surabaya tahun 2020, respons warga terhadap kebakaran tercatat 39 persen dan meningkat di tahun 2021 menjadi 43 persen. Sedangkan di tahun 2022, angka respons warga terhadap kebakaran tercatat 43 persen.
"Artinya, yang 43 persen itu sudah dipadamkan oleh warga. Jadi, petugas datang, api sudah mati dipadamkan oleh warga, tinggal kami melakukan pembasahan atau pengecekan," kata Dedik.
Menurut Dedik, persentase kenaikan respons warga terhadap kebakaran tak lepas dari masifnya sosialisasi dan simulasi pelatihan yang dilakukan. Sejak beberapa tahun terakhir, pemkot melalui DPKP dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) gencar memberikan pelatihan mitigasi bencana kepada masyarakat.
"Sosialisasi dan simulasi yang kami lakukan bisa diterima warga dengan baik. Sehingga, sekarang (kebakaran) banyak yang bisa dipadamkan sendiri oleh warga. Warga sudah bisa melakukan pemadaman api sendiri," tutur dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023
"Masyarakat sekarang lebih sadar untuk melaporkan kejadian ke Command Center 112 dan ada kecenderungan angka kebakaran menurun dibanding angka penyelamatan," kata Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Kota Surabaya Dedik Irianto di Surabaya, Jumat.
Dedik menjelaskan pada tahun 2021, penanganan kebakaran yang dilakukan DPKP Surabaya sebanyak 644 peristiwa. Sedangkan di tahun 2022, penanganan kebakaran turun menjadi 614 kejadian.
Hal tersebut, kata dia, berbanding terbalik dengan angka penyelamatan atau rescue yang justru meningkat tajam di tahun 2022, yang pada tahun 2021, DPKP Surabaya melakukan evakuasi terhadap 655 kejadian dan meningkat pada tahun 2022 menjadi 1.400 kejadian.
"Kejadian evakuasi peningkatannya 100 persen lebih. Ini menandakan tingkat kesadaran masyarakat terkait Command Center 112 terus tumbuh," ujar dia.
Selain lebih sadar terhadap layanan Command Center 112, lanjut dia, respons warga terhadap peristiwa kebakaran juga meningkat. Data DPKP Surabaya tahun 2020, respons warga terhadap kebakaran tercatat 39 persen dan meningkat di tahun 2021 menjadi 43 persen. Sedangkan di tahun 2022, angka respons warga terhadap kebakaran tercatat 43 persen.
"Artinya, yang 43 persen itu sudah dipadamkan oleh warga. Jadi, petugas datang, api sudah mati dipadamkan oleh warga, tinggal kami melakukan pembasahan atau pengecekan," kata Dedik.
Menurut Dedik, persentase kenaikan respons warga terhadap kebakaran tak lepas dari masifnya sosialisasi dan simulasi pelatihan yang dilakukan. Sejak beberapa tahun terakhir, pemkot melalui DPKP dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) gencar memberikan pelatihan mitigasi bencana kepada masyarakat.
"Sosialisasi dan simulasi yang kami lakukan bisa diterima warga dengan baik. Sehingga, sekarang (kebakaran) banyak yang bisa dipadamkan sendiri oleh warga. Warga sudah bisa melakukan pemadaman api sendiri," tutur dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023