Pacitan - Proses perbaikan jalur mudik yang menghubungkan Kabupaten Pacitan dengan Kabupatan Ponorogo diprediksi tidak bisa diselesaikan tepat waktu. "Masih ada satu titik yang masih dalam tahap perbaikan. Jika saat arus mudik belum selesai, kami terpaksa akan memasang rambu-rambu agar pengguna jalan hati-hati," ujar Kasi Jalan pada Unit Pelaksana Teknis Balai Pemeliharaan Jalan (UPT BPJ) Jatim, Ahmad, Selasa. Ia menjelaskan, lokasi pekerjaan diperkirakan molor itu berada di Dusun Ringinasri, Desa Tegalombo, Kecamatan Tegalombo. Hal ini dikarenakan tingkat kerusakan cukup parah akibat longsor yang terjadi pada bulan April lalu. Saat ini, pihak BPJ Jatim masih berupaya melakukan pembuatan plengsengan di tebing sungai Grindulu, tepatnya di sisi badan jalan yang ambrol dan mengalami longsor dan menyebabkan dua pertiga bagian badan jalan ambles. Ahmad berdalih, penyelesaian itu memang tidak ditargetkan selesai menjelang Lebaran nanti karena luas dan tingkat kerusakan yang tergolong parah. Panjang badan jalan yang amblas itu sendiri mencapai 81 meter. "Kecuraman dari sungai mencapai 20 meter sementara proyek baru berjalan dua pekan. Padahal, untuk menyelesaikannya paling tidak diperlukan waktu paling cepat tiga bulan," ujarnya. Pihak UPT BPJ Jatim mencatat setidaknya ada tiga titik ruas jalan yang rusak karena longsor. Selain di titik ruas jalan Dusun Ringinasri, Desa Tegalombo, Kecamatan Tegalombo, kerusakan serupa juga terjadi di wilayah Desa Bolosingo, Kecamatan Pacitan, dan Desa Kedungbendo, Kecamatan Arjosari. Dari ketiga lokasi itu, dua di antaranya sudah dilakukan perbaikan. Karenanya, Ahmad mengimbau agar para pengguna jalan yang melalui titik longsor untuk berhati-hati. Sebab, dalam kondisi normal seperti sakarang ini saja, arus lalu-lintas masih dilakukan sistem buka-tutup untuk menghindari kamacetan yang ditimbulkan. "Harus hati-hati. Apalagi saat malam hari karena lokasi jalan yang rusak penerangannya minim," ucapnya. Lebih lanjut Ahmad mengungkapkan, kerusakan jalan sepanjang jalur antarkabupaten Pacitan-Ponorogo selama ini lebih karena faktor alam. Hal ini dikarenakan letak ruas jalan berada di sisi tebing curam dengan kemiringan lebih dari 20 derajat. "Jalur tersebut dikenal rawan karena pada musim penghujan, tebing bisa runtuh dan membahayakan pengguna jalan," ujarnya mengingatkan. Karena kondisi rawan itu pula, pihak UPT BPJ Jatim selalu menyiagakan peralatan berat di jalur tersebut, khususnya setiap kali memasuki musim penghujan sehingga jika sewaktu-waktu terjadi gunturan bisa dengan cepat dilakukan penanganan agar tidak menyebabkan kemacetan total. *

Pewarta:

Editor : M. Irfan Ilmie


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011