Malang - Ratusan topeng bergambar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, mewarnai aksi mahasiswa Kota Malang, Jawa Timur, yang digelar di Balai Kota setempat, Senin. Koordonator aksi, Iden Robert Ulum, yang juga Ketua Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kota Malang, mengatakan aksi dilakukan bertujuan untuk protes terhadap kebijakan pemerintah yang selama ini tidak dirasakan secara langsung oleh masyarakat bawah. Selain itu, aksi juga mengkritisi lemahnya penegakan hukum di Indonesia, sehingga sejumlah kasus dibiarkan dan tidak diselesaikan secara tuntas. ''Coba kita lihat penanganan kasus Century yang merugikan negara hingga Rp6,3 triliun, atau kasus pembangunan wisma atlet yang merugikan negara sebesar Rp25 miliar, hingga kini kasusnya hanya berjalan ditempat dan tidak ada penyelesaiannya,'' ucapnya. Iden menjelaskan, aksi ratusan topeng yang dipakai pendemo menunjukan lemahnya penegakan hukum, sehingga apabila ada masalah, para pejabat hanya bisa bersembunyi dibalik topeng. ''Ratusan topeng ini menunjukan jika para pejabat hanya bersembunyi dibalik topeng ketika ada masalah, sehingga masalah-masalah hukum belum tuntas hingga saat ini,'' ucapnya. Dalam aksi ini, para mahasiswa meminta enam tuntutan yang harus dipenuhi, di antaranya penegakan hukum tanpa tebang pilih, mengusut tuntas penanganan kasus Century serta KPK harus besikap tegas dan meminta Presiden SBY untuk mundur dari jabatannya. ''Enam tuntutan ini akan kami kirimkan ke pemerintah pusat melalui DPRD Kota Malang, sehingga mereka mengetahui aspirasi kami,'' kata Iden. Dalam aksi itu, ratusan pendemo juga membawa becak dan boneka bergambar topeng SBY yang diarak keliling monumen Tugu Kota Malang. ''Becak ini menggambarkan jika presiden seharusanya bisa berada bersama masyarakat dibawah, dan tidak hanya berlindung topeng jabatan,'' ujarnya. Sementara itu, dengan adanya aksi ini membuat kawasan Jalan Tugu Kota Malang ditutup total, khusunya di depan kantor DPRD setempat.

Pewarta:

Editor : Endang Sukarelawati


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011