Bojonegoro - Tanaman tembakau di sejumlah kecamatan penghasil tembakau Virginia Voor Oosgt (VO) di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur (Jatim), diserang hama ulat yang mengakibatkan daun tembakau berlubang, juga warna berubah menjadi kuning hingga akhirnya kering dan mati. "Serangan hama ulat terjadi sejak dua pekan lalu, sekarang masih terus berlangsung," kata seorang petani Desa Tegalkodo, Kecamatan Sukosewu, Mulyono (50), Minggu. Didampingi petani lainnya yang masih sedesa, Subiyanto (45), Mulyono yang ditemui di sawahnya menyebutkan, ada dua jenis ulat yang menyerang tanaman tembakau petani di wilayah setempat. Serangan pertama ulat berwarna coklat kehitam-hitaman, agak besar mengakibatkan daun tembakau berlubang. Kemudian terjadi serangan ulat agak kecil, sebesar lidi, berwarna lurik mengakibatkan daun tembakau menjadi kuning, kemudian mengering dan mati. Mulyono yang menanam sebanyak 4.000 pohon tembakau mengaku, serangan ulat hampir merata menyerang daun tanaman tembakaunya."Tidak tanaman tembakau saya saja, hampir semua tanaman tembakau di wilayah Sukosewu, diserang ulat juga di kecamatan lainnya," kata Mulyono, dibenarkan Subiyanto, juga petani lainnya, Imam, di Desa Sitiaji, Kecamatan Sugihwaras. Para petani, menurut Imam dan Bambang, bingung dalam membasmi serangan ulat yang menyerang daun tanaman tembakau itu. Alasannya, di toko obat pertanian terlalu banyak jenis obat insektisida ditawarkan bisa dimanfaatkan untuk membasmi ulat. "Cuma yang cocok yang mana ya?," kata Parnadi (45), petani di Desa Tegalkodo, Kecamatan Sukosewu, yang menanam 2.500 tanaman tembakau itu. Para petani, lanjut Bambang, sudah pernah menanyakan kepada petugas penyuluh pertanian (PPL) setempat untuk mendapatkan penjelasan obat inksektisida yang paling tepat untuk membasmi serangan ulat itu. Namun, tidak ada penjelasan yang pasti, sehingga para petani dalam membeli jenis obat insektisida hanya berdasarkan perkiraan. "Tidak semua ulat mati ketika disemprot insektisida, ya terpaksa dibunuh satu persatu dengan tangan," katanya menambahkan. Selain diserang hama ulat, kata Bambang, juga Subiyanto, Imam dan Parnadi, sebagian tanaman tembakau petani ada yang diserang keriting daun. Tembakau yang diserang keriting daun menjadi kerdil, tidak bisa tumbuh normal."Petugas PPL yang saya tanya, jawabannya tanaman diminta dicabut saja," jelasnya. Di sejumlah kecamatan penghasil tembakau Virginia VO antara lain, di Kecamatan Sukosewu, Sugihwaras, Kedungadem, Kanor, Sumberrejo, Kepohbaru, Baurno dan kecamatan lainnya, rata-rata tanaman tembakau petani berusia berkisar 20-40- hari diperkirakan panen tembakau sekitar pertengahan Agustus. Berdasarkan data pada Dinas Perkebunan dan Perhutanan (Dishutbun) Bojonegoro, luas areal tanaman tembakau Virginia VO hingga akhir tutup tanam akhir Juni lalu, mencapai 11.152 hektare tertanam di 17 kecamatan. Sedangkan tembakau Jawa, yang diproyeksikan seluas 1.000 hektare, berkembang menjadi 1.442 hektare tertanam di 13 kecamatan, di antaranya di Kecamatan Sukosewu, Temayang, Ngasem, Tambakrejo, Ngraho, juga kecamatan lainnya.

Pewarta:

Editor : Endang Sukarelawati


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011