Sidoarjo - Puluhan warga Desa Kalidawir, Kecamatan Tanggulangin, Kabupaten Sidoarjo, berunjuk rasa menuntut jaminan keselamatan dan sosial menyusul adanya pemasangan pipa gas milik Lapindo Brantas Inc. yang melintasi desa tersebut.
Basori Alwi, warga Desa Kalidawir, Jumat, mengatakan, aksi ini dilakukan karena warga khawatir dengan kejadian meledaknya pipa gas seperti yang terjadi di Bungurasih, Kecamatan Waru, Sidoarjo, beberapa waktu lalu.
“Kami hawatir jika ada ledakan pipa gas karena terjadinya gesekan dan penurunan tekanan tanah karena pipa gas ini pemasanganya melintasi jalan desa, dan pemasangan kedalamanya kurang. Hal itu terlihat munculnya pipa gas dipermukaan tanah yang mengalami kerusakan, ” katanya.
Selain meminta jaminan keselamatan dan sosial, kata dia, warga juga akan menuntut kompensasi karena selama ini pemasangan tersebut tidak ada sosialisasi sama sekali dengan warga.
“Jika tidak ditindak lanjuti oleh pihak terkait, khususnya Lapindo warga akan melakukan pembongkaran pipa gas tersebut. Yang penting masalah jaminan Keselamatan dan Sosial warga, kalau kompensasi itu nomor dua,"katanya.
Aksi yang diikui oleh ibu-ibu dan anak-anak tesebut dilakukan di dekat Sungai Kalidawir tempat pemukiman mereka.
Warga membawa spanduk tuntutan jaminan keselamatan atas keberadaan pipa gas yang sewatu-waktu mengancam keselamatan mereka.
“Kami khawatir sewaktu-waktu pipa gas bocor dan meledak. Kalau itu terjadi warga yang akan menjadi korban padahal selama ini tidak ada jaminan keselamatan,” ujar Nuriyah, salah satu warga Kalidawir yang rumahnya cukup dekat dengan pipa gas.
Menurut warga, aksi itu dilakukan secara spontanitas untuk mengingatkan kalau warga Kalidawir saat ini dalam ancaman pipa gas yang sewaktu-waktu bisa meledak.
Bukan hanya itu, dia mencontohkan pipa gas Petro Gas yang dipasang di Sungai Kalidawir, ternyata tidak ditanam sesuai aturan 1,5 meter.
Jika sewaktu-waktu terjadi penurunan tanah atau pengerukan sungai, dikawatirkan akan mengganggu seperti pada saat debit air sungai menurun maka pipa gas tersebut kelihatan.
Pihaknya juga sudah menanyakan kepada pihak desa apa kompensasi bagi warga jika sewaktu-waktu terjadi kecelakaan akibat gas, seperti pipa meledak.
Sejauh ini pihak desa tidak bisa memberikan jawaban, padahal saat penanaman pipa gas itu tidak melibatkan warga dan hanya diketahui kades dan perangkat desa saja.
”Sebelum pipa itu ditanam, harusnya sudah dipikirkan bagaimana nanti keselamatan warga. Coba lihat, pipa itu jaraknya tak jauh dari pemukiman warga,” katanya.
Warga juga mengancam akan menggelar demo lebih besar lagi dan akan menyegel pipa gas yang melintas di desa mereka jika tidak ada tanggapan dari pemerintah dan pemilik pipa.
“Bukan hanya warga Kalidawir, warga Kali Tengah dan desa lain yang dilewati pipa gas akan bersama-sama menyegel pipa gas tersebut,” katanya.*
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011