Orangtua tak selalu tahu apa yang terbaik untuk anak. Begitupun sebaliknya, anak belum tentu bisa memahami perjuangan orangtua untuk membahagiakan buah hatinya.
Perdebatan orangtua dan anak, merasa paling mengerti satu sama lain dan yakin keputusannya adalah yang paling benar, menjadi sebuah relasi yang tak terelakkan dalam keluarga.
Hal-hal yang dianggap "sederhana" dan wajar inilah yang coba diangkat oleh Ernest Prakasa melalui film terbarunya berjudul "Cek Toko Sebelah 2".
"Cek Toko Sebelah 2" mengambil latar peristiwa satu bulan dari cerita film pertamanya, di mana Ko Afuk (Chew Kinwah) memutuskan untuk menutup toko. Dia kini menjadi pengangguran dan menghabiskan waktu dengan memancing bersama teman-temannya.
Ko Afuk yang merasa kesepian, mengutarakan keinginannya untuk memiliki cucu dari Yohan (Dion Wiyoko) dan Ayu (Adinia Wirasti). Merasa ditodong, Ayu menjadi tidak nyaman terlebih dia belum punya keinginan untuk memiliki anak.
Untuk menumbuhkan jiwa keibuan dan keinginan untuk punya anak, Ko Afuk berinisiatif meminta Yohan dan Ayu untuk menjaga Amanda (Widuri Puteri), anak dari teman Yohan. Ternyata hal tersebut tidak menyelesaikan masalah dan menimbulkan perdebatan baru.
Sementara itu, Erwin (Ernest Prakasa), anak kedua Ko Afuk, mulai merencanakan pernikahan dengan Natalie (Laura Basuki). Namun, perjalanannya tidak berjalan mulus lantaran Agnes (Maya Hasan), ibu Natalie yang selalu memberikan syarat memberatkan bagi keduanya.
Erwin berjuang mati-matian untuk menyenangkan hati calon mertua. Tanpa dia sadari, banyak yang harus dikorbankan untuk terlihat sempurna, termasuk karier dan keluarga.
Baca juga: Film "Cek Toko Sebelah 2" rilis di bioskop hari ini
Masalah yang kompleks
Pada "Cek Toko Sebelah 1", penonton disuguhkan bagaimana Ko Afuk memilih siapa anak yang pantas untuk meneruskan usaha toko kelontongnya dan bagaimana merelakan hal yang paling dicintainya.
Namun, untuk sekuelnya terdapat banyak masalah yang diangkat. Dinamika keluarga tak hanya sebatas restu pernikahan saja. Tapi, ada juga beberapa masalah lain yang perlu mendapat tempat tersendiri seperti keputusan memiliki momongan, kehidupan pernikahan, pola asuh, kepercayaan pada anak hingga berdamai dengan masa lalu. Yohan dan Ayu yang pada "Cek Toko Sebelah 1" digambarkan sebagai sosok yang tertekan dan penuh beban. Kali ini, setelah mendapat restu dari Ko Afuk, keduanya mulai menjalani hari dengan penuh semangat kehangatan. Bahkan, Yohan menjadi lebih humoris.
Sayang, isu tentang anak sangat mengganggu Ayu. Sebagai perempuan yang akan melahirkan dan mengasuh anak kelak, Ayu merasa berhak mengutarakan pendapatan dan apa yang diinginkan.
Ayu menyampaikan penolakan untuk memiliki anak kepada suami dan ayah mertuanya. Mungkin hal ini sangat jarang bisa terjadi di keluarga Indonesia. Ayu mampu menyampaikannya dengan lugas tanpa mengabaikan sopan santun terhadap orangtua.
Erwin yang memiliki hubungan sangat baik dengan Ko Afuk pun memiliki masalahnya sendiri. Dia harus merebut hati Agnes, calon mertuanya yang menuntut ini-itu sebelum menikahi Natalie. Erwin pun rela melepas apa yang dimiliki agar bisa bersama dengan orang yang dicintainya tanpa memikirkan keluarga yang sebelumnya dia punya.
Di sisi lain, Agnes ingin melakukan yang terbaik bagi putri semata wayangnya. Namun, dia tidak menyadari bahwa Natalie memiliki jalan hidupnya sendiri yang belum tentu bernasib sama dengan dirinya. Hubungan rumit antara ibu dan anak ini sungguh membuat emosional.
Masalah yang disajikan pada "Cek Toko Sebelah 2" memang banyak dan kompleks, namun ini tidak akan membuat penonton kebingungan atau "capek" karena semua disusun dengan alur yang menarik dan nyatanya cukup relate dengan orang Indonesia sehingga tidak membosankan.
Lebih drama dari sebelumnya
Bagi yang sudah menyaksikan "Cek Toko Sebelah 1", mungkin akan berpikir jika sekuelnya akan selucu yang pertama. Nyatanya, komedi memang tidak dihilangkan namun porsinya dikurangi dan lebih menonjolkan sisi dramanya.
Beberapa komika masih dilibatkan dalam film ini, namun tidak serombongan. Yang masih dapat ditemui di antaranya adalah Adjis Doa Ibu, Awwe, Yusril Fahriza, Hernawan Yoga, Edward Suhadi dan Asri Welas. Walau terlihat sedikit, kehadiran mereka masih dapat membuat penonton terpingkal.
Geng capsa pun kembali hadir di film ini. Mereka seperti memberi angin segar setelah penonton dihadapi dengan konflik para pemainnya sebelum bergulat lagi dengan masalah lain yang akan datang.
Satu tambahan komedi yang tidak pernah disangka justru datangnya dari Yohan. Penonton akan melihat sisi baru Yohan cukup humoris.
Yang tak ketinggalan menyuguhkan komedi adalah Asri Welas sebagai bos Erwin bernama Sonya. Dengan "kekatrok-annya" yang belum berubah, dia memberikan ruang tawa tersendiri.
Elemen komedi yang disajikan dalam "Cek Toko Sebelah 2" ini juga jauh dari kata seksis berkat kehadiran Meira Anastasia dalam segi penulisan skenario. Sebab, dia ingin membuat siapa saja yang nonton merasa nyaman dengan candaan yang ditampilkan.
Dari sisi dramanya, tak perlu diragukan lagi. Duet penulisan antara Ernest dan Meira sudah terbukti mampu membuat penonton terbawa emosi, haru dan bahagia sekaligus. Ketika film selesai, penonton dipastikan akan keluar studio dengan perasaan yang penuh dan hangat.
Film refleksi akhir tahun
Penonton film Ernest pasti tahu bahwa karyanya selalu hadir di akhir tahun. "Cek Toko Sebelah 2" juga masih melakukan ritual yang sama. Namun hal ini bukan tanpa alasan.
Meminjam penyataan Ernest saat peluncuran perdana "Cek Toko Sebelah 2" di Epicentrum Jakarta, Senin (19/12), film ini merupakan refleksi dan introspeksi untuk anak dan orangtua atau anggota keluarga lainnya yang tidak bisa menyampaikan uneg-uneg secara langsung.
Pesan yang ingin disampaikan dalam film ini setidaknya dapat membuka wawasan baru untuk memahami pola pikir dan sudut pandangan antara anak dan orangtua. Yang pada akhirnya dapat membuat hubungan keluarga menjadi lebih damai, harmonis dan penuh kehangatan di akhir tahun.
Tak perlu membandingkan antara film perdana dan kedua, sebab dua-duanya memiliki kekuatan yang berbeda namun sempurna untuk saling bersanding.
"Cek Toko Sebelah 2" sudah dapat disaksikan di seluruh bioskop Indonesia.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022
Perdebatan orangtua dan anak, merasa paling mengerti satu sama lain dan yakin keputusannya adalah yang paling benar, menjadi sebuah relasi yang tak terelakkan dalam keluarga.
Hal-hal yang dianggap "sederhana" dan wajar inilah yang coba diangkat oleh Ernest Prakasa melalui film terbarunya berjudul "Cek Toko Sebelah 2".
"Cek Toko Sebelah 2" mengambil latar peristiwa satu bulan dari cerita film pertamanya, di mana Ko Afuk (Chew Kinwah) memutuskan untuk menutup toko. Dia kini menjadi pengangguran dan menghabiskan waktu dengan memancing bersama teman-temannya.
Ko Afuk yang merasa kesepian, mengutarakan keinginannya untuk memiliki cucu dari Yohan (Dion Wiyoko) dan Ayu (Adinia Wirasti). Merasa ditodong, Ayu menjadi tidak nyaman terlebih dia belum punya keinginan untuk memiliki anak.
Untuk menumbuhkan jiwa keibuan dan keinginan untuk punya anak, Ko Afuk berinisiatif meminta Yohan dan Ayu untuk menjaga Amanda (Widuri Puteri), anak dari teman Yohan. Ternyata hal tersebut tidak menyelesaikan masalah dan menimbulkan perdebatan baru.
Sementara itu, Erwin (Ernest Prakasa), anak kedua Ko Afuk, mulai merencanakan pernikahan dengan Natalie (Laura Basuki). Namun, perjalanannya tidak berjalan mulus lantaran Agnes (Maya Hasan), ibu Natalie yang selalu memberikan syarat memberatkan bagi keduanya.
Erwin berjuang mati-matian untuk menyenangkan hati calon mertua. Tanpa dia sadari, banyak yang harus dikorbankan untuk terlihat sempurna, termasuk karier dan keluarga.
Baca juga: Film "Cek Toko Sebelah 2" rilis di bioskop hari ini
Masalah yang kompleks
Pada "Cek Toko Sebelah 1", penonton disuguhkan bagaimana Ko Afuk memilih siapa anak yang pantas untuk meneruskan usaha toko kelontongnya dan bagaimana merelakan hal yang paling dicintainya.
Namun, untuk sekuelnya terdapat banyak masalah yang diangkat. Dinamika keluarga tak hanya sebatas restu pernikahan saja. Tapi, ada juga beberapa masalah lain yang perlu mendapat tempat tersendiri seperti keputusan memiliki momongan, kehidupan pernikahan, pola asuh, kepercayaan pada anak hingga berdamai dengan masa lalu. Yohan dan Ayu yang pada "Cek Toko Sebelah 1" digambarkan sebagai sosok yang tertekan dan penuh beban. Kali ini, setelah mendapat restu dari Ko Afuk, keduanya mulai menjalani hari dengan penuh semangat kehangatan. Bahkan, Yohan menjadi lebih humoris.
Sayang, isu tentang anak sangat mengganggu Ayu. Sebagai perempuan yang akan melahirkan dan mengasuh anak kelak, Ayu merasa berhak mengutarakan pendapatan dan apa yang diinginkan.
Ayu menyampaikan penolakan untuk memiliki anak kepada suami dan ayah mertuanya. Mungkin hal ini sangat jarang bisa terjadi di keluarga Indonesia. Ayu mampu menyampaikannya dengan lugas tanpa mengabaikan sopan santun terhadap orangtua.
Erwin yang memiliki hubungan sangat baik dengan Ko Afuk pun memiliki masalahnya sendiri. Dia harus merebut hati Agnes, calon mertuanya yang menuntut ini-itu sebelum menikahi Natalie. Erwin pun rela melepas apa yang dimiliki agar bisa bersama dengan orang yang dicintainya tanpa memikirkan keluarga yang sebelumnya dia punya.
Di sisi lain, Agnes ingin melakukan yang terbaik bagi putri semata wayangnya. Namun, dia tidak menyadari bahwa Natalie memiliki jalan hidupnya sendiri yang belum tentu bernasib sama dengan dirinya. Hubungan rumit antara ibu dan anak ini sungguh membuat emosional.
Masalah yang disajikan pada "Cek Toko Sebelah 2" memang banyak dan kompleks, namun ini tidak akan membuat penonton kebingungan atau "capek" karena semua disusun dengan alur yang menarik dan nyatanya cukup relate dengan orang Indonesia sehingga tidak membosankan.
Lebih drama dari sebelumnya
Bagi yang sudah menyaksikan "Cek Toko Sebelah 1", mungkin akan berpikir jika sekuelnya akan selucu yang pertama. Nyatanya, komedi memang tidak dihilangkan namun porsinya dikurangi dan lebih menonjolkan sisi dramanya.
Beberapa komika masih dilibatkan dalam film ini, namun tidak serombongan. Yang masih dapat ditemui di antaranya adalah Adjis Doa Ibu, Awwe, Yusril Fahriza, Hernawan Yoga, Edward Suhadi dan Asri Welas. Walau terlihat sedikit, kehadiran mereka masih dapat membuat penonton terpingkal.
Geng capsa pun kembali hadir di film ini. Mereka seperti memberi angin segar setelah penonton dihadapi dengan konflik para pemainnya sebelum bergulat lagi dengan masalah lain yang akan datang.
Satu tambahan komedi yang tidak pernah disangka justru datangnya dari Yohan. Penonton akan melihat sisi baru Yohan cukup humoris.
Yang tak ketinggalan menyuguhkan komedi adalah Asri Welas sebagai bos Erwin bernama Sonya. Dengan "kekatrok-annya" yang belum berubah, dia memberikan ruang tawa tersendiri.
Elemen komedi yang disajikan dalam "Cek Toko Sebelah 2" ini juga jauh dari kata seksis berkat kehadiran Meira Anastasia dalam segi penulisan skenario. Sebab, dia ingin membuat siapa saja yang nonton merasa nyaman dengan candaan yang ditampilkan.
Dari sisi dramanya, tak perlu diragukan lagi. Duet penulisan antara Ernest dan Meira sudah terbukti mampu membuat penonton terbawa emosi, haru dan bahagia sekaligus. Ketika film selesai, penonton dipastikan akan keluar studio dengan perasaan yang penuh dan hangat.
Film refleksi akhir tahun
Penonton film Ernest pasti tahu bahwa karyanya selalu hadir di akhir tahun. "Cek Toko Sebelah 2" juga masih melakukan ritual yang sama. Namun hal ini bukan tanpa alasan.
Meminjam penyataan Ernest saat peluncuran perdana "Cek Toko Sebelah 2" di Epicentrum Jakarta, Senin (19/12), film ini merupakan refleksi dan introspeksi untuk anak dan orangtua atau anggota keluarga lainnya yang tidak bisa menyampaikan uneg-uneg secara langsung.
Pesan yang ingin disampaikan dalam film ini setidaknya dapat membuka wawasan baru untuk memahami pola pikir dan sudut pandangan antara anak dan orangtua. Yang pada akhirnya dapat membuat hubungan keluarga menjadi lebih damai, harmonis dan penuh kehangatan di akhir tahun.
Tak perlu membandingkan antara film perdana dan kedua, sebab dua-duanya memiliki kekuatan yang berbeda namun sempurna untuk saling bersanding.
"Cek Toko Sebelah 2" sudah dapat disaksikan di seluruh bioskop Indonesia.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022