Meski kaki kanannya dalam balutan perban, namun Lasmi tetap tenang. Sesekali, ia terlihat ramah menjawab pertanyaan wartawan tentang kronologis kecelakaan maut di Bojonegoro. Senyumnya seakan menyembunyikan rasa sakit pada bagian kaki kanannya yang remuk akibat terhantam truk bermuatan semen. Truk itu menyelonong dan menerabas tenda di rumah salah satu warga yang sedang menggelar pesta perkawinan dengan hiburan ketoprak di Desa Sumber Rejo, Kecamatan Margomulyo, Bojonegoro, 12 Juli. Lasmi merupakan satu dari belasan korban luka yang selamat dari kecelakaan maut yang merenggut nyawa 16 orang tersebut. Semua korban tewas dan luka merupakan tamu undangan yang hadir ke hajatan pesta perkawinan di rumah Mari (49) yang sedang menghadirkan kesenian ketoprak. "Mau nanya apalagi, ayo cepat, soalnya saya mau operasi kaki. Saya ingin segera sembuh dan pulang supaya bisa segera menggendong anak saya, Ira," ujar Lasmi saat dirawat di Rumah Sakit Widodo, Kabupaten Ngawi, 13 Juli. Warga Kecamatan Margomulyo itu belum mengetahui jika kecelakaan maut tersebut telah ikut merenggut nyawa anak semata wayangnya, Ira, dan juga suaminya, Tamiran. Anak dan suaminya merupakan dua dari 16 orang korban tewas akibat tabrakan beruntun antara dua truk bermuatan semen di Jalan Raya Ngawi-Bojonegoro, Desa Sumber Rejo, Kecamatan Margomulyo, Bojonegoro. Meski belum mengetahui anak dan suaminya meninggal, namun Lasmi mengaku jika ia pernah mendapatkan tanda lewat mimpi akan kecelakaan yang menimpa keluarganya. Sepekan sebelum kejadian kecelakaan, Lasmi bermimpi jika anaknya, Ira, mengalami haid (berdarah), padahal usia Ira masih tiga tahun. "Saya tidak tahu apa arti mimpi tersebut. Yang pasti dalam mimpi tersebut, Ira sedang mengalami haid dan terlihat bersimbah darah. Saya hanya berharap, agar Ira tidak apa-apa. Hingga kini saya belum ketemu dengannya," akunya. Sebelum kejadian nahas itu, ia sudah berulang kali mengajak suaminya pulang karena hari sudah malam. Namun suaminya menolak karena sangat suka bisa melihat hiburan ketoprak. "Suami saya nggak mau pulang. Saat saya terus memaksa, akhirnya ia bersedia pulang. Kami baru saja berjalan menuju motor yang diparkir saat terdengar suara tabrakan keras. Kami tidak tahu suara apa itu," terang Lasmi. Mendengar suara keras tersebut, Tamiran langsung menggendong Ira dan berlari mencari tempat perlindungan dengan meninggalkan Lasmi. Nahas, arah berlari Tamiran dan Ira malah mendekati truk besar yang oleng hingga akhirnya menghantam lokasi acara pernikahan. Ia juga mengungkapkan akan memasukkan Ira ke pendidikan anak usia dini (play group) di lingkungan Margomulyo setelah keluar dari rumah sakit. "Rencana itu sudah lama, semoga saja bisa segera terwujud setelah saya keluar dari rumah sakit," tutur ibu beranak satu ini. Dipulangkan Hingga kini (13/7), sejumlah korban luka kecelakaan Bojonegoro masih menjalani perawatan intensif di dua rumah sakit di Ngawi, yakni RSUD dr Soeroto Ngawi dan Rumah Sakit Widodo Ngawi. Ke-16 jenazah korban tewas akibat kecelakaan Bojonegoro akhirnya dipulangkan dari instalasi pemulasaran jenazah RSUD dr Soeroto, Ngawi, sekitar pukul 18.30 WIB. "Jenazah dipulangkan secara bersamaan ke masing-masing rumah duka dengan mengerahkan 14 unit ambulans. Memang ada beberapa ambulans yang berisi lebih dari satu jenazah," ujar Ketua Tim Gabungan 'Disaster Victim Identification' (DVI) Polda Jatim dan Polres Bojonegoro, Iptu Nafan. Pemulangan jenazah para korban ini sempat tertahan karena proses otopsi yang dilakukan oleh tim Kedokteran Kepolisian Daerah Jawa Timur. Sedikitnya 14 unit ambulans telah disiapkan untuk mengirim jenazah pulang ke rumah duka. Belasan ambulans tersebut didatangkan dari rumah sakit dan kepolisian Madiun, Nganjuk, Kediri, Bojonegoro, dan Ngawi sendiri. Kapolres Ngawi AKBP Eko Trisnanto, mengatakan, dalam kasus ini, pihaknya terus melakukan koordinasi dengan Kepolisian Resor Bojonegoro. Polres Ngawi hanya membantu mengidentifikasi korban dan memulangkan korban ke rumah duka. "Untuk proses hukum akan ditangani oleh Polres Bojonegoro karena peristiwa tersebut terjadi di wilayah setempat," terang Eko. Kecelakaan maut hingga menewaskan 16 orang ini terjadi di Jalan Raya Ngawi-Bojonegoro, Jawa Timur, pada Selasa (12/7) malam sekitar pukul 23.00 WIB. Saat itu, dua truk bermuatan semen bertabrakan dengan mobil lainnya dan menyelonong menerabas tenda di rumah warga setempat yang sedang menggelar pesta perkawinan dengan hiburan ketoprak di Desa Sumber Rejo, Kecamatan Margomulyo, Bojonegoro. Hingga kini, polisi setempat masih menyelidiki penyebab kecelakaan lalu lintas tersebut. Namun, diduga kecelakaan terjadi akibat rem truk yang blong. Selain 16 orang tewas, kecelakaan ini juga menyebabkan sedikitnya 10 orang lainnya menderita luka berat dan tiga orang lainnya menderita luka ringan. Mereka yang tewas adalah Wahyu (20), Suratno (45), Sumanggiono (15), Slamet(60), Wartono (25), Budi P (16), Wariyo (35), Yanto (37), Edi Purnomo (17), Ira (3), Rudi 15, Bambang (29), Lugianto (18), Anto (18) Ndari (26), dan Tamiran. Tamiran adalah suami Lasmi yang merupakan korban yang berhasil diidentifikasi paling akhir, sehingga Lasmi pun belum tahu.

Pewarta:

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011