Berbeda dengan anak-anak seusianya yang keranjingan bermain  telepon seluler, Karina Aliya Afandi lebih suka memainkan permainan tradisional, seperti dakon, bekel, slebur-slebur, dan holahop. 

Sejak kecil, siswi Elyon Christian School Surabaya ini mengaku telah dikenalkan oleh orang tuanya terhadap ragam permainan tradisional anak Indonesia itu.   

"Permainan dakon mengajarkan kita tentang ketekunan, ketepatan, kejujuran, berhitung, hingga kesabaran," katanya di Surabaya, Rabu.
 
Kini, Karina yang juga menyandang gelar Puteri Anak Indonesia Budaya 2022, berniat untuk menyosialisasikan ragam permainan tradisional tersebut ke seluruh anak di Indonesia.  

Untuk itu, dia berencana mengenalkan permainan tradisional ke beberapa sekolah di Indonesia. Tidak jauh-jauh, dimulai dari sekolahnya, Elyon Christian School. 

Permainan yang akan dikenalkan adalah enggrang dari batok kelapa, holahop, bekel, dakon dan lompat tali. 

Seluruh permainan tradisional yang akan dia kenalkan selanjutkan diberikan kepada pihak sekolah. 

Rencananya ini juga didukung penuh oleh orang tua Karina, Sherly Setiono. 

"Permainan tradisional anak-anak Indonesia sebenarnya dapat mempererat solidaritas karena kebanyakan memerlukan kerjasama tim. Juga menyehatkan dan menciptakan interaksi karena setiap anak yang memainkannya harus bertemu dan berkomunikasi secara langsung," ujarnya.

Sherly juga berharap dengan rencana putrinya ini dapat menyadarkan anak-anak zaman sekarang untuk tetap bersosialisasi dengan teman-teman dan orang-orang di sekitar, di tengah pesatnya perkembangan teknologi.(*)
 

Pewarta: Hanif Nashrullah

Editor : A Malik Ibrahim


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022