Pemerintah Kota Malang melakukan koordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Lumajang, terkait sejumlah kebutuhan bantuan untuk penanganan dampak erupsi Gunung Semeru yang terjadi pada Minggu (4/12).

Wali Kota Malang Sutiaji di Kota Malang, Jawa Timur, Rabu mengatakan bahwa Pemerintah Kota Malang telah melakukan komunikasi dengan Pemerintah Kabupaten Lumajang, untuk mendapatkan data dan informasi terkait apa saja kebutuhan bantuan penanganan bencana.

"Kemarin saya sudah bertemu dengan sekda, untuk mendata kebutuhan bantuan di sana," kata Sutiaji.

Sutiaji menjelaskan, memang hingga saat ini belum ada bantuan berupa uang maupun kebutuhan pokok yang dikirimkan kepada masyarakat Kabupaten Lumajang yang terdampak erupsi gunung tertinggi di Pulau Jawa tersebut.

Meskipun demikian, lanjutnya, Pemerintah Kota Malang melalui Badan Penanggulangan Bencana daerah (BPBD) sudah mengirimkan sejumlah personel untuk membantu proses penanganan dampak erupsi Gunung Semeru.

"Untuk penanganan awal, kami juga sudah mengirimkan personel BPBD kota Malang. Namun, untuk bantuan uang belum dan bahan kebutuhan pokok juga belum," katanya.

Sementara itu, Kepala BPBD Kota Malang Prayitno menambahkan, ada puluhan personel gabungan yang telah dikirimkan untuk membantu penanganan dampak erupsi Gunung Semeru tersebut.

Secara rinci, lanjutnya, jumlah personel dari BPBD Kota Malang sebanyak delapan orang, Dinas Kesehatan Kota Malang enam orang, Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kota Malang sebanyak tujuh orang dan Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Malang sebanyak enam orang.

"Selain itu ada dua ambulan yang dikirimkan, satu dari Dinas Kesehatan Kota Malang dan satu dari PMI Kota Malang. Dinas kesehatan juga membawa bantuan obat-obatan," ujarnya.

Gunung Semeru yang memiliki ketinggian 3.676 meter dari permukaan laut (mdpl) di Jawa Timur, dilaporkan memuntahkan awan panas guguran pada Minggu (4/12) sejak pukul 02.46 WIB sejauh tujuh kilometer.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyatakan bahwa status gunung tertinggi di Pulau Jawa tersebut telah dinaikkan dari Level 3, atau Siaga menjadi Level 4 atau Awas sejak Minggu (4/12) pukul 12.00 WIB.

PVMBG merekomendasikan kepada masyarakat agar tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 kilometer dari puncak atau pusat erupsi.

Di luar jarak tersebut, masyarakat juga diharapkan tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai atau sempadan sungai di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 kilometer dari puncak. (*)

Baca juga: Pemkab Malang bantu logistik kebutuhan pengungsi di Lumajang
Baca juga: Warga terdampak awan panas guguran Semeru evakuasi barang

Pewarta: Vicki Febrianto

Editor : Abdul Hakim


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022