Petrokimia Gresik memperluas manfaat dari program Makmur dengan menggandeng PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) sebagai entitas sub holding gula PT Perkebunan Nusantara (PTPN) Group yang ditandatangani oleh Direktur Utama Petrokimia Dwi Satriyo Annurogo bersama Direktur SGN Suhendri di Gresik, Jawa Timur.
Direktur Utama Petrokimia Dwi Satriyo Annurogo dalam siaran pers yang diterima di Surabaya, Selasa, mengatakan kerja sama ini merupakan upaya dari Petrokimia Gresik bersama stakeholder meningkatkan hasil panen tebu untuk mendongkrak produktivitas gula nasional.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut, produktivitas gula pada tahun 2021 masih di angka 2,35 juta ton. Sementara kebutuhan gula tahun 2022 mencapai 6,48 juta ton, yang terdiri dari 3,21 juta ton Gula Kristal Putih (GKP) untuk konsumsi langsung atau rumah tangga dan 3,27 juta ton Gula Kristal Rafinansi (GKR) untuk bahan baku industri.
"Melihat adanya gap antara kebutuhan dan produktivitas gula nasional, Petrokimia Gresik semakin termotivasi untuk memperluas jangkauan dari manfaat program Makmur dengan menggandeng SGN, karena realisasi di berbagai daerah program Makmur telah terbukti mampu meningkatkan produktivitas budidaya tebu," katanya.
Program Makmur sendiri, lanjut dia, merupakan inisiasi dari Kementerian BUMN di bawah komando Menteri Erick Thohir, yang dilaksanakan oleh Pupuk Indonesia Grup termasuk Petrokimia Gresik.
"Program ini menciptakan ekosistem pertanian dari hulu hingga hilir, baik on farm maupun off farm dengan menggandeng sejumlah stakeholder diantaranya lembaga perbankan yang akan memberikan bantuan modal bagi petani, lembaga asuransi, hingga offtaker pertanian," ucapnya.
Dalam kerja sama ini, PT SGN berperan sebagai offtaker atau pembeli tebu hasil program Makmur untuk memberikan jaminan pasar kepada para petani. Petrokimia Gresik sendiri akan melakukan pendampingan budidaya dan menyiapkan agroinput pertanian.
"Untuk bisa menghasilkan produktivitas dan rendemen yang tinggi, maka dibutuhkan sarana maupun prasarana pertanian seperti pupuk dan pestisida yang berkualitas, serta budidaya yang tepat, di sinilah salah satu peran dari Petrokimia Gresik hadir melalui program Makmur," ujarnya.
Sementara itu, Direktur Utama SGN Aris Toharisman menyatakan bahwa kebutuhan bahan pangan terutama gula semakin meningkat. Perusahaan BUMN seperti Pupuk Indonesia, PTPN, dan instansi terkait lainnya dituntut untuk bisa meningkatkan kemandirian dan kedaulatan pangan, salah satunya melalui kolaborasi seperti pada program Makmur ini.
“Selain itu tentunya pendampingan budidaya dari Petrokimia Gresik dan SGN diharapkan dapat meningkatkan produktivitas nasional, yang bermuara kepada kesejahteraan petani," kata dia.
Menurut dia, inovasi yang dilakukan melalui program Makmur ini juga akan meningkatkan motivasi petani untuk menanam tebu, sehingga lahan tebu semakin luas dan produktivitasnya pun semakin tinggi.
“Jika pendapatan petani tebu meningkat, maka petani akan semakin termotivasi untuk kembali menanam komoditas tebu. Selain itu juga akan menarik minat generasi muda untuk mengoptimalkan potensi yang ada," ucapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022
Direktur Utama Petrokimia Dwi Satriyo Annurogo dalam siaran pers yang diterima di Surabaya, Selasa, mengatakan kerja sama ini merupakan upaya dari Petrokimia Gresik bersama stakeholder meningkatkan hasil panen tebu untuk mendongkrak produktivitas gula nasional.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut, produktivitas gula pada tahun 2021 masih di angka 2,35 juta ton. Sementara kebutuhan gula tahun 2022 mencapai 6,48 juta ton, yang terdiri dari 3,21 juta ton Gula Kristal Putih (GKP) untuk konsumsi langsung atau rumah tangga dan 3,27 juta ton Gula Kristal Rafinansi (GKR) untuk bahan baku industri.
"Melihat adanya gap antara kebutuhan dan produktivitas gula nasional, Petrokimia Gresik semakin termotivasi untuk memperluas jangkauan dari manfaat program Makmur dengan menggandeng SGN, karena realisasi di berbagai daerah program Makmur telah terbukti mampu meningkatkan produktivitas budidaya tebu," katanya.
Program Makmur sendiri, lanjut dia, merupakan inisiasi dari Kementerian BUMN di bawah komando Menteri Erick Thohir, yang dilaksanakan oleh Pupuk Indonesia Grup termasuk Petrokimia Gresik.
"Program ini menciptakan ekosistem pertanian dari hulu hingga hilir, baik on farm maupun off farm dengan menggandeng sejumlah stakeholder diantaranya lembaga perbankan yang akan memberikan bantuan modal bagi petani, lembaga asuransi, hingga offtaker pertanian," ucapnya.
Dalam kerja sama ini, PT SGN berperan sebagai offtaker atau pembeli tebu hasil program Makmur untuk memberikan jaminan pasar kepada para petani. Petrokimia Gresik sendiri akan melakukan pendampingan budidaya dan menyiapkan agroinput pertanian.
"Untuk bisa menghasilkan produktivitas dan rendemen yang tinggi, maka dibutuhkan sarana maupun prasarana pertanian seperti pupuk dan pestisida yang berkualitas, serta budidaya yang tepat, di sinilah salah satu peran dari Petrokimia Gresik hadir melalui program Makmur," ujarnya.
Sementara itu, Direktur Utama SGN Aris Toharisman menyatakan bahwa kebutuhan bahan pangan terutama gula semakin meningkat. Perusahaan BUMN seperti Pupuk Indonesia, PTPN, dan instansi terkait lainnya dituntut untuk bisa meningkatkan kemandirian dan kedaulatan pangan, salah satunya melalui kolaborasi seperti pada program Makmur ini.
“Selain itu tentunya pendampingan budidaya dari Petrokimia Gresik dan SGN diharapkan dapat meningkatkan produktivitas nasional, yang bermuara kepada kesejahteraan petani," kata dia.
Menurut dia, inovasi yang dilakukan melalui program Makmur ini juga akan meningkatkan motivasi petani untuk menanam tebu, sehingga lahan tebu semakin luas dan produktivitasnya pun semakin tinggi.
“Jika pendapatan petani tebu meningkat, maka petani akan semakin termotivasi untuk kembali menanam komoditas tebu. Selain itu juga akan menarik minat generasi muda untuk mengoptimalkan potensi yang ada," ucapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022