Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surabaya menyatakan Program Kampung Iklim (Proklim) menjadi bagian dari upaya pemerintah kota dan warga mengendalikan iklim di Kota Pahlawan, Jawa Timur.
Kepala DLH Surabaya Agus Hebi Djuniantoro di Surabaya, Rabu, mengatakan tujuan utama dari Proklim untuk mengupayakan pengendalian iklim, tidak hanya lingkungan tetapi juga penunjang lingkungan.
"Untuk keberlanjutannya nanti, kampung harus diperhatikan karena mereka sudah punya semangat, sarana, dan prasarana yang dibutuhkan juga harus dipenuhi. Seperti arahan Wali Kota Eri Cahyadi bahwa mengutamakan zero waste. Selain itu, RW juga harus saling menularkan semangat," kata Hebi.
Menurut dia, ada 12 Rukun Warga (RW) yang mendapatkan penghargaan Proklim 2022 dari Kementerian LHK meliputi RW 07 Kelurahan Gunung Anyar Tambak mendapat Trophy Utama, RW 09 Kelurahan Rungkut Kidul mendapat Sertifikat Utama, RW 09 Kelurahan Manukan Kulon mendapat Sertifikat Utama, dan RW 02 Kelurahan Medokan Semampir mendapat Sertifikat Utama.
Selanjutnya, RW 06 Kelurahan Kandangan mendapat Sertifikat Utama, RW 02 Kelurahan Bulak mendapat Sertifikat Utama, RW 09 Kelurahan Gunung Anyar Tambak mendapat Sertifikat Utama, RW 09 Kelurahan Tanah Kali Kedinding mendapat Sertifikat Utama, RW 05 Kelurahan Kedung Baruk mendapat Sertifikat Utama, RW 05 Kelurahan Ketintang mendapat Piagam Madya, RW 12 Kelurahan Medokan Ayu mendapat Piagam Madya dan Kelurahan Kebonsari mendapat Trophy Lestari.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi sebelumnya mengatakan, Pemkot Surabaya akan terus melakukan pendampingan untuk berbagai program di masing-masing kampung yang telah menjadi Juara Umum Proklim.
"Alhamdulillah apa yang saya sampaikan melalui lisan saya, ditangkap oleh beberapa warga, salah satunya di RW 09 RW 09 yang menjalankan kegiatan UMKM. Seperti yang saya katakan, membangun Surabaya bukan dengan bangunan yang monumental, tetapi saya ingin membangun SDM, untuk mengembalikan budaya Arek Surabaya," kata dia.
Sebab, lanjut dia, Indonesia dan Surabaya di masa kini telah menciptakan pahlawan yang menginspirasi untuk merdeka dari kemiskinan, kebodohan, dan pengangguran. Dia mencontohkan, ketika di salah satu kampung bisa memenuhi suatu kebutuhan kampung yang lainnya, maka kampung tersebut saling berhubungan.
Ketua RW 09 Kelurahan Rungkut Kidul Kota Surabaya Surachman mengatakan, sebagai bentuk konsisten dan keberlanjutan dari berbagai inovasi tersebut, pihaknya akan menguatkan manajemen keterbukaan dan kebersamaan.
"Kami sudah memiliki Kelompok Perikanan, Kelompok Pertanian, dan UMKM. Selain itu, juga telah membentuk manajer, marketing, dan anggaran sudah tertata," kata Surachman.
Tak hanya itu saja, menurut dia, budidaya buah naga di RW 09 Kelurahan Rungkut Kidul hingga saat ini telah menghasilkan 3 kuintal hasil panen dari 126 pohon. Sedangkan untuk pengolahan RO Air Siap Minum, pihaknya mampu menghasilkan 50 galon air setiap harinya.
"Proses airnya di Balai RW, air limbah ditarik dengan pompa dan disaring pasir kuarsa dan karbon aktif. Hasilnya bisa 50 galon dan dinikmati oleh warga. Saya tadi juga menunjukkan hasil laboratorium ITS kepada wali kota," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022
Kepala DLH Surabaya Agus Hebi Djuniantoro di Surabaya, Rabu, mengatakan tujuan utama dari Proklim untuk mengupayakan pengendalian iklim, tidak hanya lingkungan tetapi juga penunjang lingkungan.
"Untuk keberlanjutannya nanti, kampung harus diperhatikan karena mereka sudah punya semangat, sarana, dan prasarana yang dibutuhkan juga harus dipenuhi. Seperti arahan Wali Kota Eri Cahyadi bahwa mengutamakan zero waste. Selain itu, RW juga harus saling menularkan semangat," kata Hebi.
Menurut dia, ada 12 Rukun Warga (RW) yang mendapatkan penghargaan Proklim 2022 dari Kementerian LHK meliputi RW 07 Kelurahan Gunung Anyar Tambak mendapat Trophy Utama, RW 09 Kelurahan Rungkut Kidul mendapat Sertifikat Utama, RW 09 Kelurahan Manukan Kulon mendapat Sertifikat Utama, dan RW 02 Kelurahan Medokan Semampir mendapat Sertifikat Utama.
Selanjutnya, RW 06 Kelurahan Kandangan mendapat Sertifikat Utama, RW 02 Kelurahan Bulak mendapat Sertifikat Utama, RW 09 Kelurahan Gunung Anyar Tambak mendapat Sertifikat Utama, RW 09 Kelurahan Tanah Kali Kedinding mendapat Sertifikat Utama, RW 05 Kelurahan Kedung Baruk mendapat Sertifikat Utama, RW 05 Kelurahan Ketintang mendapat Piagam Madya, RW 12 Kelurahan Medokan Ayu mendapat Piagam Madya dan Kelurahan Kebonsari mendapat Trophy Lestari.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi sebelumnya mengatakan, Pemkot Surabaya akan terus melakukan pendampingan untuk berbagai program di masing-masing kampung yang telah menjadi Juara Umum Proklim.
"Alhamdulillah apa yang saya sampaikan melalui lisan saya, ditangkap oleh beberapa warga, salah satunya di RW 09 RW 09 yang menjalankan kegiatan UMKM. Seperti yang saya katakan, membangun Surabaya bukan dengan bangunan yang monumental, tetapi saya ingin membangun SDM, untuk mengembalikan budaya Arek Surabaya," kata dia.
Sebab, lanjut dia, Indonesia dan Surabaya di masa kini telah menciptakan pahlawan yang menginspirasi untuk merdeka dari kemiskinan, kebodohan, dan pengangguran. Dia mencontohkan, ketika di salah satu kampung bisa memenuhi suatu kebutuhan kampung yang lainnya, maka kampung tersebut saling berhubungan.
Ketua RW 09 Kelurahan Rungkut Kidul Kota Surabaya Surachman mengatakan, sebagai bentuk konsisten dan keberlanjutan dari berbagai inovasi tersebut, pihaknya akan menguatkan manajemen keterbukaan dan kebersamaan.
"Kami sudah memiliki Kelompok Perikanan, Kelompok Pertanian, dan UMKM. Selain itu, juga telah membentuk manajer, marketing, dan anggaran sudah tertata," kata Surachman.
Tak hanya itu saja, menurut dia, budidaya buah naga di RW 09 Kelurahan Rungkut Kidul hingga saat ini telah menghasilkan 3 kuintal hasil panen dari 126 pohon. Sedangkan untuk pengolahan RO Air Siap Minum, pihaknya mampu menghasilkan 50 galon air setiap harinya.
"Proses airnya di Balai RW, air limbah ditarik dengan pompa dan disaring pasir kuarsa dan karbon aktif. Hasilnya bisa 50 galon dan dinikmati oleh warga. Saya tadi juga menunjukkan hasil laboratorium ITS kepada wali kota," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022