Beijing (ANTARA/AFP/Xinhua-OANA) - Tanah longsor yang dipicu oleh hujan lebat menewaskan 18 orang dan dua lainnya terluka di China utara, kata pemerintah daerah Rabu, pada saat para pejabat cuaca memperingatkan hujan lebih lebat akan turun lagi. Tanah longsor itu melanda kota di provinsi Shaanxi Lueyang pada Selasa, 12 rumah tertimpa, kata pemerintah daerah dalam sebuah pernyataan. Para penyelamat mengeluarkan 20 orang, yang sebagian besar telah tewas di tempat yang tertimbun. Salah satu korban meninggal di rumah sakit, kata pemerintah. Pusat meteorologi nasional memperingatkan pada Rabu bahwa curah hujan di daerah akan berlanjut, dan meminta pemerintah setempat untuk mencoba menerapkan upaya pencegahan bencana untuk menghindari korban lebih lanjut. Ia menambahkan bahwa provinsi barat daya Sichuan, juga terpukul keras oleh hujan musim panas, akan terjadi hujan lebih berat. Sebuah foto di surat kabar harian resmi China menunjukkan sebuah jembatan di Sichuan Kabupaten Wenchuan terpotong separoh oleh tanah longsor. China setiap tahun terkena curah hujan musim panas yang besar. Tahun lalu, daratan itu dipicu banjir terburuk dalam satu dekade, menewaskan lebih dari 4.300 orang atau hilang akibat banjir, tanah longsor dan bencana lain terkait hujan. Satu tanah longsor dahsyat di provinsi barat laut Gansu menewaskan 1.500 orang pada Agustus lalu. Kementerian Urusan Sipil mengatakan Jumat, bahwa 279 orang tewas di China dalam bencana alam bulan Juni saja - sebagian besar tewas karena hujan yang memicu kecelakaan seperti banjir dan tanah longsor. Menurut laporan Xinhua, para penyelamat telah berjuang untuk membantu orang-orang yang terkena tanah longsor disebabkan hujan lebat di Yingxiu, Kabupaten Wenchuan, Provinsi Sichuan, tetapi para pejabat dan penduduk setempat mengatakan pada Selasa bahwa situasi di lapangan masih tergantung pada cuaca dan kemungkinan mereka mendapatkan lebih banyak hujan. Daerah yang terkena bencana mengelilingi salah satu kota yang paling terpukul oleh gempa 8,0 Skala Richter pada 2008.

Pewarta:

Editor : FAROCHA


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011