Dari luar, ciri khas bangunan benteng sudah tampak. Terdapat dinding tebal yang di sisi kanan dan kirinya ada bangunan berbentuk menara kokoh menjulang.

Masuk pintu utama atau gerbang, tertempel di dinding pintu kayu menyambut yang diyakini ada sejak zaman pembangunan benteng pada tahun 1895.

Setelah masuk, terlihat di dinding-dinding tertempel foto Benteng bernama Al MasMak tersebut pada masanya, lengkap dengan penjelasan. Ada juga foto benteng berukuran raksasa menguasai satu sisi ruangan.

Di etalase, ada beberapa benda kuno dan bersejarah, seperti bola berbahan besi berbagai ukuran. Sepintas, mirip dengan bola yang digunakan untuk olahraga Tolak Peluru.

Lalu, pulpen beserta tintanya yang digunakan untuk menulis di kertas ataupun kulit sebagai penyampai pesan. Di ruangan lain juga ada senjata-senjata laras panjang kuno yang dipajang di dalam kaca etalase, termasuk beberapa perlengkapan lainnya.

Di salah satu ruang juga terdapat layar lebar untuk menyaksikan video atau panorama tentang sejarah pembangunan Benteng Al-MasMak.
 

Petugas Benteng Al MasMak menuangkan Gahwa yang disuguhkan untuk pengunjung. ANTARA/Fiqih Arfani


Setelah mengitari ruang-ruang, terdapat seorang berbaju khas Arab yang bertugas menuangi “Gahwa” atau kopi arab berwarna kuning pekat yang rasanya lebih mirip jejamuan dibandingkan kekopian.

Dituangkannya khusus menggunakan teko khas Arab atau "Dallah". Gelasnya mini dan penyajiannya tidak sampai setengahnya. Terasa nikmat bagi penyuka kopi, apalagi disuguhkan dalam keadaan masih panas.

“Sudah ke sini (Arab), sayang kalau sampai tidak merasakan Gahwa,” ujar Suko Widodo, salah seorang pengunjung asal Indonesia.

Pria yang juga akademisi tersebut memang dikenal sebagai pencinta kopi. Khusus Gahwa, ia memberi nilai tujuh, atau sudah cukup nikmat.

“Tapi diminumnya harus dalam keadaan masih panas. Terus juga jangan banyak-banyak, secukupnya saja dan sudah terasa kenikmatannya,” tutur Sukowi, sapaan khasnya.
 

Pengunjung berfoto berlatar pintu gerbang Benteng Al MasMak di Riyadh yang kayunya diyakini asli sejak tahun 1895. ANTARA/Fiqih Arfani


Saksi Sejarah

Benteng Al-MasMak terletak di distrik ad-Dirah di Kota Riyadh, Arab Saudi. Menurut Byan Aqila Ramadhan, salah seorang mahasiswa King Saud University (KSU), benteng tersebut sempat merupakan saksi sejarah.

“Pernah menjadi gudang senjata dan pusat militer. Sekarang jadi museum dan disinggahi pengunjung secara gratis, baik wisatawan domestik maupun mancanegara,” katanya.

Benteng Al-MasMak terbuat dari tanah liat dan terletak di tengah-tengah kota Riyadh, Arab Saudi, yang selesai dibangun pada tahun 1895 oleh Pangeran Abdurrahman bin Dhab’an ketika menjadi penguasa di Riyadh pada masa kepemimpinan Muhammad Al-‘Abdullah Ar-Rasyid.

Benteng ini merupakan saksi sejarah penaklukan Kota Riyadh dari Dinasti Al-Rasyid oleh Dinasti Al-Saud yang dipimpin Abdul Aziz Al-Saud pada tahun 1902.

“Di area benteng juga masih terdapat beberapa bangunan tua yang menjadi penanda Riyadh, seperti masjid dan tugu,” tutur Byan, pemuda asal Bogor yang saat ini sedang menyelesaikan pendidikan S2 jurusan Kurikulum dan Metodologi Pengajaran di Fakultas Pendidikan di KSU.(*)

Pewarta: Fiqih Arfani

Editor : A Malik Ibrahim


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022