KPU Kota Blitar, Jawa Timur, Sabtu menggelar sosialisasi pemilihan umum untuk pemilih pemula dengan memberikan kilas-balik pelaksanaan pesta demokrasi dalam gelaran pilkada setempat pada 2020 yang memiliki partisipasi tinggi meski digelar di masa pandemi COVID-19.

Sosialisasi dikemas dalam acara seminar nasional bertema "Retrospeksi Demokrasi Elektoral dalam Bayang-Bayang Pandemi" di ruang audio visual Perpustakaan Nasional Proklamator Bung Karno Kota Blitar itu diikuti tak kurang dari 150 calon pemilih pemula. Mereka yang hadir didominasi siswa SMA dan mahasiswa setempat.

"Pengalaman pelaksanaan pilkada saat pandemi lalu penting kami jadikan pembelajaran bersama mengingat status ini (pandemi) sampai sekarang belum dicabut. Meskipun saat ini sudah memasuki masa transisi menuju endemi, kita perlu antisipasi kalau-kalau pada saat pemungutan itu statusnya masih pandemi," kata Ketua KPU Kota Blitar Choirul Umam dikonfirmasi usai kegiatan.

Menurut Umam, capaian Pilkada 2020 di Kota Blitar standar yang harus dipertahankan atau bahkan ditingkatkan karena angka partisipasi pemilih saat itu cukup tinggi, yakni sekitar 83 persen lebih dari total pemilih yang mencapai 113.544 pemilik hak suara.

"Itulah kenapa perlunya kita menyampaikan kepada teman-teman pemilih pemula sebagai bagian dari pemilih yang masuk dalam bonus demografi yang semakin membesar," lanjutnya.

Pendidikan pemilih pemula itu semakin lengkap dengan kehadiran tiga narasumber yang mewakili jaringan pemantau pemilu dari JPPR Jatim (Amiq Fikriyati), media yang diwakili Kepala LKBN ANTARA Biro Jawa Timur Rahmat Hidayat, serta Ketua Masyarakat dan Pers Pemantau Pemilu (Mappilu) PWI Jatim Machmud Suhermono.

Jika narasumber dari JPPR lebih banyak menyajikan data dan perubahan perilaku pemilih di masa pandemi yang kemudian menjadi lebih melek digital, Rahmat Hidayat dari LKBN ANTARA Biro Jatim lebih menampilkan fakta terciptanya kebiasaan baru yang sempat terekam dalam pemberitaan. Terutama foto-foto berita yang menjadi bukti terselenggara nya pemilihan umum dengan penerapan protokol kesehatan ketat.

"Pelaksanaan pemilu di Kota Blitar tahun 2020 yang bisa mencapai 83 persen, ini menunjukkan kesadaran politik masyarakatnya tinggi. Saya sangat optimistis pada Pemilu 2024 nanti trennya tidak berubah, bahkan bisa jadi meningkat lagi," ucap Rahmat dalam narasi nya yang diselingi seloroh segar dengan gaya komunikasi anak muda.

Ia pun mengingatkan pentingnya mengantisipasi tren digitalisasi media saat ini yang rentan memunculkan aneka berita hoaks dan kampanye hitam yang bisa memicu perpecahan di tengah masyarakat.

"Oleh karenanya itu selain kita semua harus cerdas memilih dan memilah informasi, pengawasan bersama masyarakat penting untuk diperkuat untuk meminimalkan dampak berita tidak benar tersebut. Dan ini menjadi salah satu tugas ANTARA selaku badan usaha milik negara untuk memberikan edukasi dan menyajikan berita penyeimbang," ujarnya.

Ketua Mappilu Jatim Machmud Suhermono yang tampil sebagai pembicara pamungkas menitikberatkan korelasi yang tidak terpisahkan antara pers dengan dinamika pemilu.

Ia pun mengingatkan akan dampak disrupsi informasi, dimana saat ini pemberitaan tak lagi menjadi produk media massa. Informasi atau berita yang muncul dan berkembang di tengah masyarakat kita saat ini banyak yang munculnya dari media sosial yang acapkali susah dipertanggungjawabkan.

"Itu sebabnya masyarakat perlu lebih selektif dan hati-hati dalam menerima informasi yang masuk," ujarnya.

Usai seminar nasional, peserta kemudian diajak untuk melihat pameran foto "Bangkit Menuju Endemi" yang diselenggarakan LKBN ANTARA di kompleks gedung yang sama.

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Abdullah Rifai


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022