Lembaga Perekonomian Nahdlatul Ulama (LPNU) Kota Kediri, Jawa Timur, memberikan bantuan untuk santri asal Cianjur, Jawa Barat, setelah musibah gempa bumi magnitudo 5,6 yang melanda daerah itu.

Ketua LPNU Kota Kediri Nur Muhyar, di Kediri, Sabtu, mengatakan, bantuan itu diberikan kepada para santri di Pondok Pesantren Lirboyo Kota Kediri yang berasal dari Cianjur.

"Setidaknya sedikit uang yang kami berikan dan sejumlah makanan produk UMKM binaan LPNU Kota Kediri bisa bermanfaat bagi mereka yang menjadi korban gempa," katanya.

Ia mengatakan bantuan itu bisa untuk kebutuhan para santri sementara waktu.

"Bantuan untuk uang saku mereka sebulan ke depan. Jadi orang tua yang di pengungsian tidak repot memikirkan mengirim uang untuk anaknya yang nyantri di Pondok Lirboyo," kata Nur Muhyar.

LPNU Kota Kediri memberikan uang saku masing-masing Rp1 juta bagi santri Pondok Lirboyo asal Cianjur yang saat ini keluarganya berada di pengungsian dan Rp500 ribu bagi santri yang keluarganya masih bisa menempati rumahnya atau tidak terdampak gempa. Selain uang, ada juga bantuan makanan.

Bantuan uang tunai dan makanan tersebut diserahkan kepada tujuh orang perwakilan santri asal Cianjur.

"Kami selain memberi bantuan dari anggota LPNU Kota Kediri juga memberikan semangat untuk santri-santri asal Cianjur yang mondok di Pesantren Lirboyo. Kami berharap para santri sementara waktu lebih baik bertahan untuk tidak pulang ke Cianjur dulu, lebih baik di sini masih bisa belajar dan tinggal di bawah atap pesantren daripada pulang ke Cianjur malah tinggal di tenda pengungsian," kata Ketua PCNU Kota Kediri KH Abdullah Abu Bakar Abdul Jalil.

Gus Ab, sapaan akrabnya, menambahkan, santri-santri diharapkan mendoakan para korban yang hilang agar bisa segera ditemukan.

"Semoga gempa susulan bisa segera reda dan mari kita doakan Bangsa Indonesia ini bisa dijauhkan dari segala musibah ke depan," kata Gus Ab.

Bantuan itu diberikan perwakilan santri di Masjid Lawang Songo, Pondok Lirboyo, Kediri.

Ade Zam Zam Ahmad Fauzi (20), santri Pondok Lirboyo asal Kampung Cisalak Girang, Desa Sukajaya, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, mengatakan enam anggota keluarganya saat ini tinggal di pengungsian setelah lantai kedua rumahnya roboh.

Ia mengaku sangat ingin pulang, namun dicegah keluarganya karena harus tinggal di pengungsian.

"Kami juga takut pulang karena masih sering terjadi gempa susulan," kata Ade Zam Zam setelah menerima bantuan. (*)

Pewarta: Asmaul Chusna

Editor : Abdul Hakim


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022